
Saham Allo Bank Ngegas 4,35%, Gegara Asing Antre Mau Masuk?

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten bank digital milik CT Corp yakni PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) terpantau kembali melonjak pada perdagangan sesi II Selasa (11/7/2023), di tengah tingginya minat investor asing yang ingin masuk ke industri keuangan di Indonesia.
Per pukul 14:37 WIB, saham BBHI melonjak 4,35% ke posisi Rp 1.920/unit. Bahkan, saham BBHI sempat melesat nyaris 7% pada perdagangan sesi I hari ini. Saham BBHI pada hari ini diperdagangkan di kisaran harga Rp 1.850 - Rp 1.960 per saham.
Saham BBHI sudah ditransaksikan sebanyak 4.202 kali dengan volume sebesar 10,72 juta lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 20,55 miliar. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 41,72 triliun.
Hingga pukul 14:37 WIB, di order offer atau jual, terdapat 143 lot antrian di harga Rp 1.925/unit atau sekitar Rp 27,5 juta.
Sementara di order bid atau beli, terdapat 29 lot antrian di harga Rp 1.920/unit atau sekitar Rp 5,6 juta. Adapun antrian beli terbanyak berada di harga Rp 1.890/unit, yang mencapai 1.032 lot atau sekitar Rp 195 juta.
Dalam sebulan terakhir, saham BBHI sudah melesat hingga 51,18%. Sedangkan sepanjang tahun ini, saham BBHI melesat 8,78%.
Saham BBHI juga kembali menjadi saham yang paling besar penguatannya diantara saham-saham bank digital lainnya pada hari ini.
Kabar dari tingginya minat investor asing yang ingin masuk ke industri keuangan di Indonesia turut menopang saham bank digital pada hari ini, termasuk saham BBHI.
Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK Dian Ediana Rae memang mengatakan perbankan Indonesia banyak dilirik investor asing. Menurutnya, minat pengusaha asing untuk berinvestasi pada sektor perbankan tinggi. Padahal sebelumnya ada rumor bahwa asing akan keluar dari pasar keuangan Indonesia, terutama di sektor perbankan.
"Investor asing saya kaget nih dari mana nih investor asing mengundurkan diri. Bahkan permintaan dari kita dari Jepang dari Korsel dari negara tetangga Singapura sedang meningkat untuk bisa akuisisi bank lokal, dan saya kira performance bank-bank kita secara nasional bahwa di pasar modal juga jadi penggerak utama itu industri perbankan," ujar Dian Ediana Rae, Ketua Eksekutif Pengawasan Perbankan OJK, dalam Konferensi Pers Rapat Dewan Komisioner OJK, Selasa (4/7/2023).
Dian juga mengatakan, saat ini industri perbankan sangat atraktif dan menarik pihak-pihak asing. Dirinya juga mengungkapkan tidak terlalu lama lagi akan ada proses akuisisi dan merger yang terjadi di perbankan Indonesia.
"Jadi tidak ada kekurangan confindence bahkan secara keseluruhan sedang memacu ekspansi kredit bank-bank asing di Indonesia pada saat ini," tegas Dian.
Investor asing tertarik kepada industri keuangan, terutama bank digital karena margin bunga bersih (net interest margin/NIM) yang cenderung tinggi, bahkan lebih tinggi dari bank raksasa sekalipun.
Pertumbuhan NIM perbankan di Indonesia menjadi salah satu daya tarik bagi investor, terutama investor asing, karena perbankan Indonesia menawarkan tingkat keuntungan yang tinggi dari NIM yang cenderung besar.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Gokil! Dalam Sepekan, Saham BBHI Melejit Nyaris 48%