
5 Saham Bank Digital Ngegas, Cuma 1 Ini yang Boncos

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham bank digital juga terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (10/7/2023), di tengah optimisme pasar bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) bakal terus melandai.
Hingga pukul 12:00 WIB, dari tujuh saham bank digital, lima saham menguat, satu saham cenderung stagnan, dan satu saham melemah.
Berikut pergerakan bank digital pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Allo Bank Indonesia | BBHI | 1.850 | 8,19% |
Bank Aladin Syariah | BANK | 1.280 | 2,81% |
Bank Neo Commerce | BBYB | 472 | 2,61% |
Bank Raya Indonesia | AGRO | 410 | 2,50% |
Bank Jago | ARTO | 3.250 | 0,62% |
Bank MNC Internasional | BABP | 82 | 0,00% |
Bank Capital Indonesia | BACA | 132 | -1,49% |
Sumber: RTI
Saham PT Allo Bank Indonesia Tbk (BBHI) memimpin penguatan saham bank digital pada sesi I hari ini, yakni melonjak 8,19% ke posisi Rp 1.850/unit.
Namun untuk saham PT Bank Capital Indonesia Tbk (BACA) terpantau ambles 1,49% menjadi Rp 132/unit.
Prediksi pasar akan melandainya kembali inflasi AS turut menjadi sentimen positif karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal merubah sikapnya menjadi sedikit dovish jika inflasi terus menurun. Tetapi, The Fed yang bakal lebih dovish sejatinya menjadi katalis negatif bagi saham-saham perbankan.
Konsensus ekonom menyebut, inflasi konsumen (consumer price index/CPI) tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1%, dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.
Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.
Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.
PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.
Ketika inflasi AS terus melandai dan semakin mendekati target The Fed di 2%, maka The Fed berpeluang merubah sikapnya menjadi sedikit lebih dovish, jika The Fed hanya melihat inflasi saja.
Namun, jika The Fed melihat dari sisi data tenaga kerja yang masih cukup kuat, maka bisa saja The Fed belum akan merubah sikapnya, meski mereka hanya akan menahan suku bunga acuannya.
Perubahan sikap The Fed ini tentunya akan ditunggu oleh sektor teknologi, termasuk bank digital, karena dengan suku bunga yang semakin longgar dapat menopang kembali kedua sektor tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Digital Juga Ngacir, Bakal Bertahan Lama?