
8 Saham Bank Ngegas Berjamaah, Ada Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (10/7/2023), di tengah optimisme pasar bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) bakal terus melandai.
Hingga pukul 12:00 WIB, dari 13 saham bank KBMI 3-4, delapan saham terpantau menguat, satu saham cenderung stagnan, dan empat saham terkoreksi.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 304 | 7,04% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 5.450 | 1,40% |
Bank Mandiri | BMRI | 5.200 | 0,97% |
Bank Central Asia | BBCA | 9.100 | 0,83% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 3.140 | 0,64% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.315 | 0,38% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.635 | 0,31% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.100 | 0,28% |
Bank Permata | BNLI | 985 | 0,00% |
Bank OCBC NISP | NISP | 1.280 | -0,78% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.715 | -1,15% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.265 | -1,56% |
Bank Mega | MEGA | 4.990 | -1,67% |
Sumber: RTI
Saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) memimpin penguatan saham perbankan pada hari ini, yakni melonjak 7,04% ke posisi Rp 304/unit.
Selain itu, empat saham bank raksasa atau big four juga terpantau menguat, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin penguatan big four pada sesi I hari ini, yakni melesat 1,4% menjadi Rp 5.450/unit.
Namun, beberapa saham bank terpantau masih ada yang terkoreksi, seperti saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang terkoreksi paling parah yakni mencapai 1,67% ke Rp 4.990/unit.
Prediksi pasar akan melandainya kembali inflasi AS turut menjadi sentimen positif karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal merubah sikapnya menjadi sedikit dovish jika inflasi terus menurun. Tetapi, The Fed yang bakal lebih dovish sejatinya menjadi katalis negatif bagi saham-saham perbankan.
Konsensus ekonom menyebut, inflasi konsumen (consumer price index/CPI) tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1%, dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.
Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.
Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.
PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI
