Market Commentary

8 Saham Bank Ngegas Berjamaah, Ada Apa?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
10 July 2023 13:31
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau menguat pada perdagangan sesi I Senin (10/7/2023), di tengah optimisme pasar bahwa inflasi Amerika Serikat (AS) bakal terus melandai.

Hingga pukul 12:00 WIB, dari 13 saham bank KBMI 3-4, delapan saham terpantau menguat, satu saham cenderung stagnan, dan empat saham terkoreksi.

Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Maybank IndonesiaBNII3047,04%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI5.4501,40%
Bank MandiriBMRI5.2000,97%
Bank Central AsiaBBCA9.1000,83%
Bank Danamon IndonesiaBDMN3.1400,64%
Bank Tabungan NegaraBBTN1.3150,38%
Bank CIMB NiagaBNGA1.6350,31%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.1000,28%
Bank PermataBNLI9850,00%
Bank OCBC NISPNISP1.280-0,78%
Bank Syariah IndonesiaBRIS1.715-1,15%
Bank Pan IndonesiaPNBN1.265-1,56%
Bank MegaMEGA4.990-1,67%

Sumber: RTI

Saham PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII) memimpin penguatan saham perbankan pada hari ini, yakni melonjak 7,04% ke posisi Rp 304/unit.

Selain itu, empat saham bank raksasa atau big four juga terpantau menguat, dengan saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) memimpin penguatan big four pada sesi I hari ini, yakni melesat 1,4% menjadi Rp 5.450/unit.

Namun, beberapa saham bank terpantau masih ada yang terkoreksi, seperti saham PT Bank Mega Tbk (MEGA) yang terkoreksi paling parah yakni mencapai 1,67% ke Rp 4.990/unit.

Prediksi pasar akan melandainya kembali inflasi AS turut menjadi sentimen positif karena bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) bakal merubah sikapnya menjadi sedikit dovish jika inflasi terus menurun. Tetapi, The Fed yang bakal lebih dovish sejatinya menjadi katalis negatif bagi saham-saham perbankan.

Konsensus ekonom menyebut, inflasi konsumen (consumer price index/CPI) tahunan AS per Juni akan turun menjadi 3,1%, dari bulan sebelumnya 4%, dan menandai laju tahunan paling lambat sejak Maret 2021.

Setali tiga uang, CPI inti tahunan juga diperkirakan akan melandai ke 5% dari bulan sebelumnya 5,3%.

Sementara PPI, yang merupakan inflasi dari sudut pandang produsen dan grosir, diproyeksikan naik 0,2% bulan lalu, setelah turun 0,3% di Mei.

PPI kemungkinan naik hanya 0,2% dari posisi tahun lalu, yang akan menandai kenaikan tahunan terkecil sejak September 2020, dan dibandingkan dengan puncak 11,7% pada Maret tahun lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular