Market Commentary

Ini 7 Saham yang Bikin IHSG Cerah Sendiri Di Asia

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 05/07/2023 16:42 WIB
Foto: Karyawan melintas di dekat layar pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (6/10/2021). Indeks Harga Saham Gabungan berhasil mempertahankan reli dan ditutup terapresiasi 2,06% di level 6.417 pada perdagangan Rabu (06/10/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup menguat pada perdagangan Rabu (5/7/2023), di tengah lesunya bursa Asia-Pasifik pada hari ini.


Hingga akhir perdagangan hari ini, IHSG menguat 0,56% ke posisi 6.718,977. IHSG akhirnya berhasil menyentuh kembali level psikologis 6.700.

Sektor bahan baku tercatat menjadi penopang terbesar penguatan IHSG pada hari ini, yakni sebesar 1,68%. Selain sektor bahan baku, ada sektor energi dan industri yang juga menopang IHSG masing-masing 1,57% dan 1%

Selain itu, beberapa saham turut menjadi penopang IHSG, sehingga indeks bursa saham acuan Tanah Air tersebut berhasil menguat.

Berikut saham-saham yang menopang IHSG di sesi I hari ini.

EmitenKode SahamIndeks PoinHarga TerakhirPerubahan Harga
Merdeka Copper GoldMDKA4,163.3604,35%
Adaro Energy IndonesiaADRO2,692.4203,42%
Bank MandiriBMRI2,405.2750,48%
United TractorsUNTR2,3723.7002,60%
Sarana Menara NusantaraTOWR1,961.1103,26%
Kalbe FarmaKLBF1,262.0101,26%
Telkom IndonesiaTLKM1,203.9800,25%

Sumber: Refinitiv

Saham emiten pertambangan emas PT Merdeka Copper Gold Tbk (MDKA) menjadi penopang terbesar IHSG pada perdagangan hari ini yakni mencapai 4,2 indeks poin.

IHSG bergerak berlawanan dengan bursa Asia-Pasifik lainnya yang terpantau terkoreksi. Hingga akhir perdagangan hari ini, indeks Nikkei 225 Jepang melemah 0,25%, Hang Seng Hong Kong ambles 1,57%, Shanghai Composite China terkoreksi 0,69%, Straits Times Singapura terpangkas 0,57%, ASX 200 Australia terdepresiasi 0,35%, dan KOSPI Korea Selatan terjerembab 0,55%.

Pelaku pasar di Asia-Pasifik memantau tensi geopolitik AS-China yang juga masih cenderung naik turun.

Hal ini terjadi seiring kedua raksasa dunia tersebut saling berbalas 'serangan' soal industri teknologi semikonduktor.

Kabar teranyar, melansir Wall Street Journal (WSJ) kemarin, China menerapkan pembatasan ekspor pada dua mineral yang menurut AS sangat penting untuk produksi semikonduktor, sistem rudal, dan sel surya. Adapun Mineral yang dimaksud, yakni gallium dan germanium,

Hal ini bisa jadi bentuk pamer 'otot' ala China menjelang pembicaraan ekonomi antara dua negara tersebut.

Sejurus dengan itu, pemerintahan Biden sedang bersiap untuk membatasi akses perusahaan China ke layanan komputasi awan AS, demikian menurut sumber anomim kepada WSJ, Senin (4/7).

Hal ini menjadi sebuah langkah yang, seperti disinggung di atas, dapat memperburuk hubungan antara dua kekuatan ekonomi dunia itu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Akhir Pekan Gagal "Happy Weekend"?