
Kinerja Saham IPO Suram, Meski BEI Tolak 30% yang Mau Listing

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) buka suara terkait emiten baru akhir-akhir ini yang mencatat performa saham yang kurang memuaskan di pasar. Banyak pelaku pasar yang menilai perusahaan baru yang mencatatkan sahamnya di lantai BEI akhir-akhir ini berskala kecil, sehingga membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) karena kinerja harga saham yang kurang menggembirakan.
Direktur Utama BEI Iman Rachman menjelaskan, BEI terbuka bagi perusahaan yang ingin mencari pendanaan alternatif di pasar modal, termasuk perusahaan yang belum besar. Hal itu yang mendasari BEI menyediakan fasilitas melalui papan akselerasi.
"Makanya kita punya papan akselerasi. Kita juga punya papan utama dan pengembangan," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, dikutip Senin (3/7).
Namun, Iman menegaskan, meskipun BEI terbuka bagi semua perusahaan, pihaknya tetap memastikan kualitas para calon perusahaan tercatat atau emiten sebelum melantai di pasar modal RI.
"Sebenarnya kita mencari quality (dari perusahaan tercatat). Tetapi kita juga mempersilahkan perusahaan-perusahaan dan UMKM untuk listing, tapi tetap yang punya potensi," sebutnya.
Iman mengungkapkan, BEI juga banyak menolak perusahaan-perusahaan yang ingin melakukan pencatatan saham perdana (Initial Public Offering/IPO) jika kinerja perusahaan tidak layak menjadi bagian dari emiten.
"Sebanyak perusahaan yang listing, Pak Nyoman dan tim itu juga banyak yang menolak perusahaan yang listing. Jadi memang kita berusaha menjaga," sebutnya.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna mengungkapkan, dari 100% perusahaan yang ingin bergabung menjadi emiten, ada kemungkinan 30% perusahaan tidak diterima.
"Kami di bursa termasuk OJK sudah memperketat dari sisi legal, bisnis model, going konsen kita tingkatkan," sebutnya.
Sementara, bagi emiten yang sudah lolos masuk ke BEI sebagai perusahaan publik, kata Nyoman, pihaknya meminta beberapa hal untuk dilakukan. Diantaranya, manajemen harus terus meningkatkan kinerja fundamental perusahaan. Dengan fundamental yang kuat, maka akan mempengaruhi performa saham di pasar.
"Kali harga publik yang manage, dilihat dari valuasi, valuasi dilihat dari kinerja. Jadi perusahaan tercatat, manajemen wajib menunjukan kinerja setelah IPO. Kinerja mereka harus di tunjukkan termasuk mengeksekusi seperti di prospektus," jelasnya.
Selanjutnya, manajemen harus aktif memberikan informasi terkait capaian perusahaan kepada publik dan merespon para media. "Membangun komunikasi dengan wartawan (agar dapat) memberitakan) kinerja operasional sehingga informasi yang ada menyebar merata. Dan corsec, investor relation aktif mengekspose kinerja," imbuhnya.
Terakhir, BEI juga mengajak bukan hanya pada profesi penunjang, melainkan juga underwriter beserta Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk meningkatkan kapasitas pada saat screening. "Mudah-mudahan komprehensif meningkatkkan kualiutas lebih lagi dari kualitats perseroan tercatat ke bursa," pungkasnya.
(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai IPO Emiten Politisi Saat Tahun Pemilu, Bursa Bilang Gini