Dibayangi Saham Boncos, Bursa Mau Genjot IPO Tahun Ini

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
21 March 2024 11:47
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa Efek Indonesia (BEI) membuka peluang untuk meningkatkan target penghimpunan dana melalui pasar modal pada 2024, salah satunya  melalui Initial Public Offering (IPO). Namun, hal ini dibayangi dengan risiko kinerja buruk saham IPO setahun ke belakang.

"Dari Rp 200 triliun di tahun 2023, kita tingkatkan menjadi Rp 230 triliun di 2024. Dan kemungkinan kita akan tingkatkan lagi karena sedang dalam proses ke OJK juga," ujar Direktur Penilaian Perusahaan BEI I Gede Nyoman Yetna kepada wartawan di Jakarta, dikutip Kamis (21/3/2024).

Diketahui, penghimpunan dana di pasar modal pada 2023 mencapai Rp 247,06 triliun. Dari total itu, ada sebanyak 79 emiten yang melantai dengan nilai penggalangan dana yang dihimpun sebesar Rp54,14 triliun.

Nyoman tak menampik ada beberapa permasalahan yang membayangi penggalangan dana melalui IPO ini, di antaranya adalah volatilitas transaksi, penurunan harga dan permasalahan operasional perusahaan tercatat.

"Baru tercatat, terjadi volatilitas transaksi. Kemudian yang kedua, baru tercatat, harganya turun. Kita juga melihat, ada beberapa perusahaan yang mengalami permasalahan dari sisi operasional," kata Nyoman.

Sebut saja PT Lavender Bina Cendikia Tbk (BMBL) yang melantai pada 11 Januari 2023 dengan harga Rp 188. Pada hari ini harga sahamnya 15 atau sudah anjlok 92,02% dari harga perdana. 

Begitu pula dengan PT Mitra Tirta Buwana Tbk (SOUL) yang melantai 6 Januari 2023. Harganya sudah turun 80,91% dari harga IPO menjadi Rp 21. Kedua perusahaan menggalang dana IPO senilai Rp 52,64 miliar dan Rp 29,7 miliar.

Selain BMBL dan SOUL, dalam catatan CNBC Indonesia, setidaknya ada 8 saham lain yang bernasib serupa sepanjang 2023. 

Adapun terkait hal tersebut, pihaknya pun telah merumuskan beberapa strategi agar menjaga kualitas emiten baru pada 2024.

"Hal yang kami lakukan terkait volatilitas, pertama kami akan menyempurnakan peraturan tentang penjatahan, karena volatilitas bisa saja terkait alokasi," pungkas Nyoman.

Selain itu, pihaknya juga akan meningkatkan free float yang riil dan memperkenalkan regulasi green shoe untuk IPO, yang bertujuan meningkatkan stabilitas pasar. Green shoe dikenal sebagai mekanisme opsi penjatahan, di mana emiten bisa mengambil jatah mereka dalam IPO atau masa penawaran umum.

Bursa juga berfokus pada peningkatan kualitas perusahaan tercatat melalui penguatan tes keuangan dan dukungan good corporate governance oleh underwriter dan sponsor selama tahun pertama.

Upaya lain termasuk peningkatan kapasitas underwriter dan profesi penunjang melalui program capacity building, serta inisiatif menampilkan perusahaan mercusuar setiap tahun dengan kriteria tertentu untuk menekankan pentingnya kualitas atas kuantitas perusahaan tercatat.


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ramai IPO Emiten Politisi Saat Tahun Pemilu, Bursa Bilang Gini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular