Gara-gara Amerika Berulah, Harga CPO Ambruk 4,8% Dalam 2 Hari

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
22 June 2023 09:50
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau terkoreksi di sesi awal perdagangan Kamis (22/6/2023) melanjutkan koreksi tajam sejak perdagangan kemarin.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau melemah 1.8% ke posisi MYR 3.553 per ton pada pukul 08:50 WIB. Dengan ini, harganya sudah turun ke level MYR 3.500 setelah empat hari beruntun bercokol di level MYR 3.700.

Pada perdagangan Rabu (21/6/2023) harga CPO ditutup longsor 3,03% ke posisi MYR 3.614 per ton. Maka jika total penurunan kemarin di tambah dengan pagi ini jatuhnya harga CPO sudah mencapai 4,83%.

Meski demikian secara a bulanan harga CPO masih menguat 12,9%, dan meskipun masih terkoreksi tajam 13,42% secara tahunan.

Penurunan harga dipicu oleh rencana AS untuk menerapkan mandat biofuel yang lebih kecil dari yang awalnya diusulkan.

Pemerintahan Amerika Serikat (AS) berencana untuk meningkatkan jumlah biofuel yang harus dicampur oleh kilang minyak ke dalam campuran bahan bakar nasional selama tiga tahun ke depan, tetapi rencana tersebut mencakup mandat yang lebih rendah untuk etanol berbasis jagung daripada yang awalnya diusulkan, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut.

Di sisi lain, Malaysia telah mempertahankan pajak ekspor bulan Juli untuk minyak sawit mentah sebesar 8% dan menurunkan harga acuannya, sebuah surat edaran di situs Dewan Minyak Sawit Malaysia menunjukkan.

Berdaskan data surveyor Intertek Testing Services, ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode 1-20 Juni turun 16,8% dari Mei. Sementara, berdasarkan surveyor kargo lainnya, AmSpec Agri Malaysia mengatakan ekspor turun 12,9%.

Perlemahan sawit diperparah dengan melemahnya ringgit (MYR), mata uang perdagangan sawit. Pada perdagangan kemarin terpantau turun 0,11% terhadap dolar ke level terendah sejak November, membuat komoditas lebih murah bagi pembeli yang memegang mata uang asing.

Dari sisi minyak saingannya juga turut membebani harga, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 turun 1,7%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 3%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 5,6%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum) Next Article Pasar Dilanda Aksi Beli Gila-gilaan, Harga CPO Nge-gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular