Saham Konglo Tanoko dan Hungkang Sutedja Jadi Pecundang

Tri Putra, CNBC Indonesia
21 June 2023 17:07
Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Ilustrasi Bursa (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten keramik milik keluarga Tanoko PT Cahayaputra Asa Keramik Tbk (CAKK) dan PT Mega Manunggal Property Tbk (MMLP) besutan Hungkang Sutedja sama-sama terpuruk pada Rabu (21/6).

Kedua saham tersebut memerah saat Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menghijau seiring dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mencabut status pandemi Covid-19 di Indonesia. .

Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham CAKK ambles 4,50% ke Rp212 per saham. Nilai transaksi mencapai Rp1,27 miliar dan volume perdagangan 5,95 juta saham. Ini membuat saham CAKK sudah melemah selama 2 hari beruntun.

Investor tampaknya melakukan aksi ambil untung usai saham CAKK dalam tren penguatan signifikan sejak 8 Juni lalu. Hal tersebut terlihat dari lonjakan saham CAKK yang mencapai 29,27% dalam sebulan.

Seiring kenaikan saham tersebut bursa pun menyurati manajemen terkait volatilitas transaksi efek.

Dalam keterbukaan 14 Juni 2023, manajemen menjelaskan, perseroan tidak mengetahui adanya informasi atau fakta material yang dapat mempengaruhi nilai saham CAKK atau keputusan investasi pemodal.

"Sampai saat ini belum ada informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material dan dapat mempengaruhi harga efek Perseroan serta kelangsungan hidup perseroan yang belum diungkapkan kepada Publik. Apabila di kemudian hari terdapat informasi/fakta/kejadian penting lainnya yang material maka Perseroan akan mengungkapkannya ke Publik," jelas pihak CAKK, dikutip CNBC Indonesia, Rabu (21/6).

Manajemen menambahkan, perseroan belum memiliki rencana untuk melakukan tindakan korporasi lainnya dalam waktu dekat, termasuk rencana korporasi yang akan berakibat terhadap pencatatan saham CAKK di Bursa (paling tidak dalam 3 bulan mendatang).

Sementara, saham MMLP turun tajam 4,19% ke Rp412/saham, dengan nilai transaksi Rp4,02 miliar dan volume 9,74 juta saham.

Saham emiten real estate dan pergudangan tersebut sedang dalam fase downtrend, terutama sejak menembus support 458 di awal Mei lalu.
Dalam sebulan saham MMLP melemah 5,07% dan sejak awal tahun (YtD) anjlok 13,08%.

MMLP baru saja menggelar paparan publik (public expose) pada 16 Juni lalu.

Dalam jawaban terhadap pertanyaan peserta public expose, manajemen menyebut, pada 2023, perusahaan memiliki beberapa rencana untuk melakukan perkembangan. Salah satunya Pondok ungu yang mana akan selesai 2023.

"Manajemen menganggarkan Rp 200 Miliar tahun ini sebagai capex dimana dana tersebut dari Internal perusahaan dan pinjaman," jelas manajemen MMLP dalam Laporan Hasil Public Expose, Rabu (21/6).

Untuk target 2023, manajemen meyakini, MMP akan mengalami pertumbuhan baik dari sisi laba maupun pendapatan berkisar antara 5-10%.

Adapun, untuk tahun ini, perseroan belum memiliki rencana untuk membagikan dividen. Ini karena, jelas manajemen, perusahaan masih memiliki potensi dan kebutuhan untuk terus mengembangkan bisnis.

Sebagai informasi, pada Rabu, IHSG ditutup melesat 0,63% ke 6.702,62, usai melemah tiga hari beruntun.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(mkh/mkh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ada Investor Singapura Borong Saham Emiten RI Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular