
China Akan Habis-Habisan Genjot Ekonomi, RI Bisa Untung Besar

Pada perdagangan Senin pekan ini, pasar saham Amerika Serikat (AS) yakni bursa Wall Street tidak dibuka karena sedang libur memperingati Juneteenth. Juneteenth adalah hari libur federal di AS untuk memperingati emansipasi para budak Afrika-Amerika.
Alhasil, pelaku pasar akan memantau bursa Eropa dan bursa Asia-Pasifik.
Bursa Eropa pada perdagangan Senin kemarin ditutup di zona merah, karena investor tetap gelisah atas prospek ekonomi. Indeks Stoxx 600 ditutup ambles 1,02% ke posisi 462,04, sedangkan indeks FTSE 100 Inggris melemah 0,71% ke 7.588,48.
Sementara untuk indeks CAC Prancis terkoreksi 0,39% ke posisi 7.314,05 dan indeks DAX Jerman merosot 0,96% menjadi 16.201,2.
Fokus di Eropa tetap mengikuti perkembangan geopolitik AS dan China setelah keduanya sepakat untuk menstabilkan persaingan sengit mereka sehingga tidak mengarah ke konflik tetapi gagal menghasilkan terobosan besar.
Sementara kabinet China bertemu pada Jumat lalu untuk membahas langkah-langkah untuk memacu pertumbuhan ekonomi.
China juga diperkirakan akan memotong tolok ukur pinjaman utama pada hari ini dalam pelonggaran pertama dalam 10 bulan, sebuah survei Reuters menunjukkan, karena pihak berwenang berusaha untuk menopang pemulihan yang melambat di ekonomi terbesar kedua di dunia itu.
"Ada sedikit reaksi euforia di pasar terkait China terhadap langkah-langkah pelonggaran terbaru," tulis ahli strategi di Jefferies dalam catatan klien.
Di lain sisi, bank sentral Inggris (Bank of England/BoE) pada pekan ini tepatnya pada Kamis mendatang akan mengumumkan hasil pertemuannya, di mana pasar memperkirakan BoE akan kembali menaikkan suku bunga acuannya hingga 6%.
Hal ini menjadi perkiraan yang jauh di atas perkiraan suku bunga The Fed atau bank sentral Eropa (European Central Bank/ECB) dan juga menjadi level yang tidak terlihat di Inggris sejak tahun 2000.
Gubernur BoE, Andrew Bailey mengatakan kepada komite parlemen bahwa inflasi masih "jauh lebih lama dari yang diharapkan" untuk turun dan pasar tenaga kerja masih "sangat ketat".
Bailey juga berbicara tepat setelah angka resmi menunjukkan gaji pokok dalam tiga bulan hingga April naik 7,2% secara tahunan, menjadi rekor tercepat, tidak termasuk periode di mana data terdistorsi oleh pandemi Covid-19.
Selain BoE, bank sentral Swiss (Swiss National Bank/SNB) juga akan mengumumkan kebijakan suku bunga acuannya pada pekan ini.
Pasar memperkirakan SNB juga masih akan menaikkan suku bunganya sebesar 25 basis poin (bp), meski tingkat inflasi domestik sudah mulai melandai.
Sebanyak 30 ekonom dari 33 yang disurvei Reuters, memperkirakan SNB menaikkan suku bunga sebesar 25 bp. Sedangkan tiga ekonom sisanya sebesar 50 bp.
Inflasi konsumen Swiss turun menjadi 2,2% pada Mei lalu, dari sebelumnya sebesar 2,6% pada April. Saat ini, inflasi rata-rata mencapai 2,4% di kuartal I-2023. Inflasi inti di 1,9% kembali dalam kisaran target inflasi bank 0-2%, mendukung kemungkinan kenaikan 25 bp.
(chd/chd)