Ajaib! Harga CPO Melesat ke Level 3.700 Nih Bos Sawit

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
19 June 2023 10:57
Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)
Foto: Ilustrasi Kelapa Sawit (CNBC Indonesia/Rivi Satrianegara)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali menguat di sesi awal perdagangan awal pekan Senin (19/6/2023) melanjutkan penguatan empat hari beruntun pada pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terpantau naik 0,45% ke posisi MYR 3.760 per ton pada pukul 10:35 WIB. Dengan ini, harganya sudah kembali ke level 3.700 setelah pergerakannya cukup fluktuatif dan sempat jatuh ke level 3.100.

Pada perdagangan akhir pekan, Jumat (16/6/2023) harga CPO ditutup melesat 6,31% ke posisi MYR 3.743 per ton. Ini merupakan posisi tertinggi sejak perdagangan 9 Mei 2023.

Dengan ini, pekan lalu harga CPO langsung pesta pora dengan melesat 11,17%, sepekan, dan naik 16,93% secara bulanan, koreksipun terpangkas menjadi 10,33% secara tahunan.

Melesatnya harga CPO terjadi di tengah banyaknya sentimen negatif yang menyelimuti pasar. Kondisi cuaca kering membatasi prospek produksi kelapa sawit dan kedelai di Amerika Serikat (AS) cukup membuat pelaku pasar 'ketar-ketir'.

Perkebunan kelapa sawit di Sabah, negara penghasil komoditas terbesar di Malaysia diketahui mengalami tekanan air dari tanda-tanda awal El Nino. Kondisi ini memangkas hasil panen dan memperburuk dampak pemupukan yang kurang dan kekurangan tenaga kerja yang terlihat selama tiga tahun terakhir.

Di AS, bentangan cuaca kering setelah musim tanam telah menekan tanaman di seluruh Midwest, meningkatkan kekhawatiran bahwa rekor panen kedelai yang diperkirakan akan turun di bawah ekspektasi.

Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 1,4%. Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 melonjak 5%, sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 6%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Sebagai informasi, akibat 'bencana' yang melanda AS, Jagung, kedelai, dan gandum di pasar AS semuanya ditutup lebih tinggi pada akhir pekan lalu karena kekhawatiran tentang kondisi kekeringan yang menekan di bagian utama Midwest mendorong pembelian menjelang liburan.

"Suhu akan meningkat minggu depan, sehingga tekanan akan meningkat pada tanaman yang sudah berjuang dengan defisit kelembaban." kata Terry Linn, analis Linn & Associates di Chicago dikutip dari Reuters.

Pasar AS akan ditutup pada hari Senin untuk hari libur federal Juneteenth, membuat para pedagang gelisah karena prakiraan cuaca berfluktuasi.

"Dengan mendekati liburan tiga hari, curah hujan aktual selama akhir pekan dan ramalan cuaca pada Senin malam akan menentukan arah harga untuk minggu mendatang," kata broker Copenhagen Merchant dalam sebuah catatan.

Departemen Pertanian AS pada bulan Mei memproyeksikan rekor panen jagung dan kedelai AS terbesar untuk tahun 2023, tetapi target tersebut terancam bahaya karena cuaca bermasalah saat musim tanam musim panas berlangsung.

"Palm juga mendapat dukungan dari reli di pasar FOB minyak kedelai Amerika Selatan dan arus bawah bullish di pasar kas minyak lobak dan minyak bunga matahari Eropa," kata Anilkumar Bagani, kepala riset broker minyak nabati Sunvin Group yang berbasis di Mumbai yang dikutip dari Reuters.

Di sisi fisik, Bagani mengatakan pembelian minyak sawit yang bullish dari pembeli utama India minggu ini telah membantu minyak sawit untuk menemukan dukungan yang sangat dibutuhkan dan pemotongan tajam terbaru India dalam harga dasar impor minyak sawit memberinya keuntungan bea masuk.

Berdasarkan analisis teknikal Wang Tao yang dikutip dari Reuters, hari ini harga CPO akan mencapai target di MYR 3.844 atau 3.877 per tom. Sementara untuk titik supportnya berada di MYR 3.652-3.738 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Pasar Dilanda Aksi Beli Gila-gilaan, Harga CPO Nge-gas

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular