Bank Asing Tertua di RI Ini Tanggapi Pilpres 2024

Hadijah Alaydrus, CNBC Indonesia
18 June 2023 19:15
LONDON, ENGLAND - FEBRUARY 27: Jose Vinals, CEO of Standard Chartered PLC speaks at an event to launch the private finance agenda for the 2020 United Nations Climate Change Conference (COP26) at Guildhall on February 27, 2020 in London, England. The 2020 United Nations Climate Change Conference (COP26) will be hosted in Glasgow from November 9 - November 19, 2020 under the presidency of the UK. (Photo by Tolga Akmen-WPA Pool/Getty Images)
Foto: Standard Chartered Group Chairman Jose Vinals/Getty Images/WPA Pool

Jakarta, CNBC Indonesia - Pergantian tampuk kepimimpinan tinggal sebentar lagi. Indonesia akan segera memilih calon presiden baru yang akan mengantikan Presiden Joko Widodo tahun depan. Lantas, bagaimana sektor perbankan, terutama perbankan asing melihatnya?

Standard Chartered Group Chairman Jose Vinals mengungkapkan Pemilihan Presiden (Pilpres) adalah topik yang dibahasnya dengan Menteri Keuangan Sri Mulyani beberapa waktu lalu. Sebagai perbankan asing yang telah berkecimpung 160 tahun di Indonesia, dia melihat proses demokrasi ini dari sudut pandang jangka panjang.

"Jadi 160 tahun di Indonesia, kami berpikir untuk 160 tahun ke depan. Kami mengerti ada pemilu tapi kami terus berjalan dengan strategi investasi kami," tegasnya, saat Editors Roundtable Meeting, dikutip Minggu (18/9/2023).

Menurutnya, investasi perusahaan saat ini berada dalam tataran jangka menengah. Standard Chartered, lanjutnya, tidak akan berubah arah hanya karena adanya pemilu. "Kami punya track record panjang di negara ini dan negara lainnya."

Jose menegaskan bahwa perusahaan puas dengan arah perkembangan ekonomi Indonesia selama ini. Dia berharap siapapun presiden yang dipilih nanti dapat melanjutkan kebijakan ekonomi yang hati-hati dan tetap mewujudkan kondisi ekonomi yang baik bagi sektor swasta.

"Siapapun yang dipilih masyarakat nanti adalah pemerintah yang mendukung pembangunan ekonomi dan sosial bagi Indonesia, (karena) ini adalah ekonomi yang akan menjadi terbesar kelima di dunia pada 2030," ungkapnya.

Saat ini, dia menambahkan Standard Chartered memiliki 3 mesin pertumbuhan atau growth engines yakni China, India dan Kawasan ASEAN termasuk Indonesia. Oleh sebab itu, perusahaan berkomitmen penuh untuk mengembangkan bisnis di Indonesia, yang merupakan pusat kegiatan ekonomi di ASEAN yang penting bagi Standard Chartered.

"Standard Chartered bangga dapat berpartisipasi dalam pembiayaan proyek seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung Cirata berkapasitas 145 MWac di Jawa Barat, Indonesia," tambah Jose.

Setelah selesai, PLTS ini akan menghasilkan energi listrik yang cukup untuk memberi daya pada 50.000 rumah dan mengimbangi emisi 214.000 ton CO2.

PLTS ini, lanjutnya, direncanakan menjadi pembangkit yang terbesar di Asia Tenggara dan akan menjadi langkah maju bagi Indonesia untuk mencapai target bauran sumber energi berkelanjutan sebesar 23% pada 2025.

"Kami juga merupakan rekenan pemerintah Indonesia dalam pendanaan JETP Indonesia yang baru saja diumumkan," tegasnya.


(haa/haa)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Terdampak Evergrande, Laba Standard Chartered Turun 33%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular