Market Commentary

Duh! Saham Perbankan Loyo Lagi Nih, Bikin IHSG Tertekan

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
16 June 2023 10:38
Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Gedung Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Rabu (10/5/2023). (CNBC Indonesia/Muhammad Sabki)

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau melemah pada perdagangan sesi I Jumat (16/6/2023), di tengah perkiraan melambatnya ekonomi Amerika Serikat (AS).

Per pukul 10:09 WIB, dari 13 saham bank KBMI 3-4, hanya tiga saham yang masih menguat pada sesi I hari ini. Sedangkan sembilan saham melemah dan satu saham cenderung stagnan.

Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Rakyat IndonesiaBBRI5.450-1,36%
Bank MegaMEGA4.850-1,02%
Bank MandiriBMRI5.075-0,98%
Bank CIMB NiagaBNGA1.530-0,97%
Bank OCBC NISPNISP1.100-0,90%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.025-0,82%
Bank Pan IndonesiaPNBN1.140-0,44%
Bank Tabungan NegaraBBTN1.275-0,39%
Bank Central AsiaBBCA9.025-0,28%
Bank Maybank IndonesiaBNII2400,00%
Bank Syariah IndonesiaBRIS1.6800,27%
Bank Danamon IndonesiaBDMN2.8900,46%
Bank PermataBNLI9600,55%

Sumber: RTI

Saham bank raksasa (big four) PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) menjadi saham bank yang koreksinya paling besar pada sesi I hari ini, yakni mencapai 1,36% ke posisi Rp 5.450/unit.

Selain BBRI, tiga saham bank big four juga kompak terkoreksi. Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham yang paling kecil pelemahannya di antara tiga saham bank big four, yakni melemah 0,28% ke Rp 9.025/unit.

Namun, beberapa saham bank terpantau masih ada yang menguat, seperti saham PT Bank Danamon Indonesia Tbk (BDMN) yang menguat 0,35% ke Rp 2.890/unit dan saham PT Bank Permata Tbk (BNLI) yang melesat 1,05% menjadi Rp 960/unit.

Prediksi pasar akan melambatnya perekonomian AS membuat saham perbankan di Indonesia ikut terbebani. Selain itu, bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) yang mempertahankan suku bunga acuannya juga memberatkan saham perbankan RI.

Sebelumnya pada Kamis dini hari waktu Indonesia, The Fed memutuskan untuk menahan suku bunga acuan di kisaran 5% - 5,25%.

Di tahannya suku bunga The Fed terjadi setelah inflasi AS dilaporkan menurun cukup drastis. Inflasi AS melandai ke 4,0 % (year-on-year/yoy) pada Mei 2023, dari 4,9% (yoy) pada April. Inflasi tersebut adalah yang terendah sejak Maret 2021 atau lebih dari dua tahun terakhir.

Inflasi Mei juga lebih rendah dari ekspektasi pasar (4,1%).

Sedangkan secara bulanan (month-to-month/mtm), inflasi AS juga melemah ke 0,1% pada Mei tahun ini, dari 0,4% pada April.

Selain inflasi dan suku bunga The Fed, data tenaga kerja yang melandai juga menjadi penanda bahwa perekonomian Negeri Paman Sam mulai melambat lagi.

Data tenaga kerja AS yang dirilis kemarin memburuk. Jumlah pegawai AS yang mengajukan klaim pengangguran tercatat 262.000 pada pekan yang berakhir pada 10 Juni, lebih tinggi dibandingkan ekspektasi pasar yang tercatat 249.000. Jumlah klaim pekan tersebut juga menjadi yang tertinggi sejak Oktober 2021.

Kenaikan klaim pengangguran yang meningkat bisa menjadi sinyal jika ekonomi AS melambat sehingga ada harapan inflasi AS berikutnya turun tajam.

Ketika inflasi semakin turun dan makin mendekati target, maka bukan tidak mungkin The Fed akan lebih bersikap dovish, meski The Fed telah menyatakan bahwa mereka memungkinkan masih menaikkan suku bunga sebanyak 2 kali lagi tahun ini.

Prospek melunaknya bank sentral utama, apalagi Bank Indonesia (BI) membuat sektor perbankan tidak diuntungkan secara sentimen.

Selain itu, beberapa saham perbankan yang secara valuasi sudah tergolong mahal membuat investor belum kembali melirik beberapa saham perbankan.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular