
Rupiah Melemah ke Atas Rp 14.900/US$, China Jadi Penyebabnya!

Jakarta, CNBC Indonesia - Perdagangan hari ini, Kamis (8/6/2023) mata uang Garuda dibuka melemah 0,13% menjadi Rp14.895/US$. Depresiasi semakin membengkak hingga 0,24% ke Rp 14.910/US$ pada pukul 9:08 WIB.
Data dari China menjadi penyebab rupiah melemah kembali. Impor China dilaporkan anjlok 4,5% pada Mei. Dengan demikian, sudah tiga bulan beruntun impor negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mengalami kontraksi.
Artinya, aktivitas perdagangan di China tetap memburuk, meskipun pembatasan Covid-19 telah dicabut. Ini menjadi pertanda aktivitas ekspor dari Indonesia berisiko menurun.
Di sisi lain, dari Amerika Serikat (AS) pelaku pasar masih menanti klaim pengangguran secara mingguan yang akan rilis nanti malam. Klaim pengangguran diprediksi turun lagi dan akan menjadi pelengkap data pasar tenaga kerja AS yang tetap kuat.
Data pasar tenaga turut menjadi perhatian karena potensi mempengaruhi kebijakan Fed dalam FOMC bulan ini. Akan tetapi, ada kabar baik dimana probabilitas suku bunga ditahan sudah menjadi dominan menjadi 74℅ oleh pemeringkat FedWatch. Apabila memang the Fed mulai dovish, ini bisa menjadi katalis penguatan rupiah walaupun China masih jadi pemberat.
Dari dalam negeri, pelaku pasar juga masih menanti data cadangan devisa periode Mei 2023 yang diproyeksi menyusut sedikit ke US$ 144 miliar, dibandingkan bulan sebelumnya di US$ 144,2 miliar. Walaupun begitu, posisi cadangan devisa saat ini masih cukup untuk pembiayaan impor selama 6 bulan dan sudah di atas standar internasional pembiayaan impor selama 3 bulan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(tsn/tsn)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Inflasi di Amerika Turun, Rupiah Kok Malah Melemah?