
Harga Minyak Berdetak Lemah, Was-was Suku Bunga AS Naik

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak melemah pada awal perdagangan Selasa (6/6/2023) setelah sempat naik hingga 4% pada perdagangan hari sebelumnya.
Harga minyak mentah WTI melemah hingga 0,47% ke posisi US$71,81 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka melemah hingga 0,40% ke posisi US$76,4 per barel.
Pada perdagangan Senin (5/6/2023), minyak WTI ditutup menguat 0,57% ke posisi US$72,15 per barel sementara minyak brent juga menguat 0,76% ke posisi US$76,71 per barel.
Arab Saudi mengatakan produksinya akan turun 1 juta barel per hari (bph) menjadi 9 juta bph pada Juli.
Hal ini menjadi pemangkasan sukarela yang terbesar di Arab Saudi dalam beberapa tahun, berada di atas kesepakatan Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutu termasuk Rusia untuk membatasi pasokan hingga 2024 karena OPEC+ berupaya untuk meningkatkan harga minyak yang lesu.
Sebagi informasi, OPEC+ memompa sekitar 40% minyak mentah dunia.
N
amun, banyak dari pengurangan yang diumumkan setelah pertemuan OPEC di Wina pada hari Minggu mungkin tidak berdampak nyata karena kelompok tersebut menurunkan target untuk Rusia, Nigeria, dan Angola agar sesuai dengan tingkat produksi aktual saat ini.
Pelaku pasar sekarang sedang menunggu untuk melihat apakah Federal Reserve AS akan menaikkan atau mempertahankan suku bunga pada bulan Juni sebagai isyarat perdagangan lebih lanjut. Harga minyak yang lebih tinggi dapat mengekang permintaan energi.
Data pada hari Senin yang menunjukkan bahwa sektor jasa AS hampir tidak tumbuh pada bulan Mei karena permintaan melambat memicu harapan bahwa Fed akan menahan diri untuk menaikkan suku bunga.
Para pedagang mematok peluang Fed menghentikan kenaikan suku bunga pada pertemuan 13-14 Juni sebesar 78%, menurut CME FedWatch Tool.
Presiden Bank Sentral Eropa Christine Lagarde pada hari Senin mengakui "tanda-tanda moderasi" dalam inflasi inti di zona euro tetapi menegaskan kembali terlalu dini untuk menyebut puncak dalam ukuran utama pertumbuhan harga, meningkatkan ekspektasi untuk kenaikan suku bunga lebih lanjut dari ECB bulan ini dan seterusnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Harga Minyak Dunia Merana Karena Amerika