
Laba Indika Energy Kuartal I Turun 22,5%, Ini Sebabnya

Jakarta, CNBC Indonesia - Perusahaan investasi dengan portofolio bisnis terdiversifikasi, PT Indika Energy Tbk. (INDY) mencatat laba bersih sebesar US$ 58,9 juta hingga kuartal I tahun 2023.
Capaian laba bersih tersebut menurun sebesar 21,5% dari US$ 75,0 juta pada periode yang sama tahun 2022. Sedangkan Laba Inti di kuartal I tahun 2023 tercatat sebesar US$ 82,7 juta atau turun sebesar 12,9% dari US$ 95,1 juta secara tahunan.
Mengutip keterbukaan informasi Bursa Efek Indoensia (BEI), penurunan kinerja tersebut karena pemberlakuan tarif royalti batubara yang baru untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Meskipun demikian, meningkatnya harga jual batubara dan perbaikan kinerja anak-anak perusahaan berpengaruh positif terhadap kinerja Indika Energy secara keseluruhan.
Dengan demikian, perseroan terus melakukan diversifikasi usaha pada sektor non-batubara dan fokus pada keberlanjutan untuk mewujudkan komitmen Environmental, Social, and Governance (ESG) Perseroan menuju netral karbon pada tahun 2050.
Sepanjang kuartal I tahun 2023, Indika Energy membukukan pendapatan sebesar US$ 906,8 juta, atau meningkat 9,2% dari US$ 830,8 juta pada periode yang sama tahun sebelumnya. Peningkatan Pendapatan terutama didorong oleh kenaikan harga jual batubara PT Kideco Jaya Agung (Kideco) sebesar 23,4% menjadi US$ 87,3 per ton.
Pada kuartal I tahun 2023, Pendapatan Kideco meningkat sebesar 16,8% menjadi US$ 659,3 juta. Kideco juga mencatat volume penjualan batubara sebesar 7,5 juta ton. Dari volume tersebut, Kideco memasarkan 27% di antaranya untuk pasar domestik atau melebihi Domestic Market Obligation (DMO) batubara yaitu sebesar 25%.
Sementara itu, volume penjualan batubara untuk pasar ekspor mencapai 73% dengan negara tujuan China, India, dan negara-negara Asia Tenggara lainnya. Produksi batubara Kideco ditargetkan akan mencapai 31 juta ton hingga akhir 2023.
PT Indika Indonesia Resources (IIR) mencatatkan penurunan Pendapatan sebesar 6,0% menjadi US$ 164,2 juta pada kuartal I tahun 2023 dari sebelumnya US$ 174,6 juta secara tahunan disebabkan penurunan kontribusi dari pendapatan perdagangan batubara sebesar 38,8%, meski anak usaha lainnya dari IIR yaitu PT Multi Tambangjaya Utama (MUTU) mencatat kenaikan Pendapatan sebesar 57,9% menjadi US$ 93,7 juta pada kuartal I tahun 2023.
Perusahaan lainnya seperti perusahaan logistik terintegrasi PT Interport Mandiri Utama (Interport) mencatat kenaikan pendapatan sebesar 150,4% menjadi US$ 21,0 juta dari sebelumnya US$ 8,4 juta pada kuartal I tahun 2022.
Sedangkan PT Tripatra Engineers & Constructors dan PT Tripatra Engineering (Tripatra) mencatatkan penurunan pendapatan sebesar 10,4% menjadi US$ 66,5 juta pada kuartal I tahun 2023 dari sebelumnya US$ 74,2 juta pada kuartal I tahun 2022, yang terutama disebabkan oleh penurunan pendapatan proyek BP Tangguh yang hampir selesai, sebesar 19,6% menjadi US$ 54,3 juta pada kuartal I tahun 2023.
Sebagai hasilnya, secara konsolidasi Indika Energy mencatat laba kotor kuartal I tahun 2023 sebesar US$ 199,1 juta, atau turun 23,7% dari periode sebelumnya. Marjin Laba Kotor Perseroan juga turun menjadi 22,0% dari sebelumnya 31,4% di tahun 2022 karena pemberlakukan tarif royalti batubara yang baru untuk pemegang Izin Usaha Pertambangan Khusus (IUPK).
Sementara itu, beban penjualan, umum dan administrasi perseroan meningkat sebesar 22,8% menjadi US$ 49,2 juta pada kuartal I 2023 dibandingkan dengan US$ 40,1 juta pada tahun 2022 yang disebabkan oleh kenaikan biaya pemasaran di Kideco dan biaya DMO batubara di MUTU.
Perseroan mengucurkan US$ 32,8 juta untuk investasi baru di kuartal I tahun 2023 yang mayoritas dialokasikan untuk PT Indika Multi Properti (Indika Nature) sebesar US$ 13,0 juta dimana US$ 11,5 juta diantaranya digunakan untuk akuisisi 46% saham PT Natura Aromatik Nusantara (produsen minyak atsiri), PT Ilectra Motor Group (IMG) sebesar US$ 6,0 juta, proyek Awakmas sebesar US$ 5,0 juta dan Interport sebesar US$ 4,6 juta.
Realisasi belanja modal adalah US$ 22,4 juta, di mana Perseroan mengalokasikan US$ 3,8 juta untuk bisnis batubara yaitu Kideco sebesar US$ 1,7 juta, IIR sebesar US$ 1,6 juta, PT Indika Digital Teknologi sebesar US$ 0,3 juta dan Interport sebesar US$ 0,2 juta.
Pada bisnis non-batubara, belanja modal terutama dialokasikan untuk IMG sebesar US$ 1,9 juta, Indika Nature sebesar US$ 2,4 juta, dan PT Indika Mineral Investindo (terutama untuk proyek Awakmas) sebesar US$ 14,2 juta.
Perseroan juga telah memperoleh fasilitas kredit sebesar US$ 250 juta, dengan tenor 5 tahun untuk mendanai pengembangan dan konstruksi proyek Awakmas dari Bank Mandiri, Bank BNI, Bank UOB Indonesia, Bank DBS Indonesia dan Bank KB Bukopin.
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Indika Energy Bagi Dividen US$ 113,2 Juta, Cek Jadwalnya
