Market Commentary

Tiga Saham BUMN Karya Utama Kompak Bangkit, Ada Apa?

Tim Riset, CNBC Indonesia
22 May 2023 11:50
Wijaya Karya
Foto: dok Wijaya Karya

Jakarta, CNBC Indonesia - Tiga saham konstruksi BUMN Karya utama terpantau cerah pada perdagangan sesi I Senin (22/5/2023), di tengah sentimen utang yang masih terjadi di saham BUMN Karya tersebut.

Berikut pergerakan tiga emiten konstruksi BUMN Karyapada perdagangan sesi I hari ini.

SahamKode SahamHarga TerakhirPerubahan
Wijaya Karya (Persero)WIKA4042,02%
PP (Persero)PTPP5151,98%
Adhi Karya (Persero)ADHI3481,16%

Sumber: RTI

Hingga pukul 11:05 WIB, saham PT Wijaya Karya (Persero) Tbk (WIKA) memimpin penguatan saham BUMN Karya utama pada sesi I hari ini, yakni melonjak 2,02% ke posisi Rp 404/saham.

Sedangkan saham PT PP (Persero) Tbk (PTPP) dan PT Adhi Karya (Persero) Tbk (ADHI) melesat masing-masing 1,98% dan 1,16%.

Namun, untuk saham PT Waskita Karya (Persero) Tbk (WSKT) hingga hari ini belum dibuka kembali suspensinya. Adapun saham WSKT kembali disuspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak 5 Mei lalu.

Sentimen dari utang yang masih menggerogoti BUMN Karya masih menjadi perhatian pasar hingga kini. Sebanyak empat saham BUMN Karya utama terjerat utang jumbo yakni mencapai Rp 214 triliun per kuartal I-2023, dibandingkan akhir 2022 sebesar Rp 215 triliun.

WSKT mengoleksi utang terbanyak per kuartal I-2023, dengan torehan liabilitas sebesar Rp 84,3 triliun, diikuti WIKA sebesar Rp 55,7 triliun, PTPP sebesar Rp 43,8 triliun, dan terakhir ADHI Rp 30,2 triliun.

Tingginya beban utang membuat laba bersih BUMN karya tergerus. WIKA diterpa kerugian sebesar Rp 521 miliar pada kuartal I-2023.

Adapun WSKT masih berada di zona rugi dalam dua tahun terakhir. Namun, kerugian perseroan turun menjadi Rp 374 miliar per kuartal I-2023 dari Rp 830 miliar pada kuartal I-2022.

Sementara itu, ADHI berhasil meraup laba bersih sebesar Rp 8,4 miliar pada kuartal I-2023, dari sebelumnya sebesar Rp 7,1 miliar pada kuartal I-2022.

Adapun laba bersih PTPP juga meningkat menjadi Rp 34,2 miliar pada kuartal I-2023, dari sebelumnya sebesar Rp 28,2 miliar pada periode yang sama tahun lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Saham Konstruksi BUMN Karya Tiba-Tiba Bangkit, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular