
Digerogoti Utang & Skandal Korupsi, Saham BUMN Karya Longsor

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi BUMN Karya terpantau berjatuhan pada perdagangan sesi I Selasa (2/5/2023), di tengah rencana penyehatan BUMN Karya oleh Kementerian BUMN dan sentimen dari masalah utang yang menerpa BUMN Karya.
Berikut pergerakan empat emiten konstruksi BUMN Karyapada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Waskita Karya | WSKT | 214 | -6,96% |
PP | PTPP | 635 | -2,31% |
Wijaya Karya | WIKA | 590 | -2,48% |
Adhi Karya | ADHI | 426 | -2,29% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:47 WIB, saham PT Waskita Karya Tbk (WSKT) memimpin koreksi saham BUMN Karya pada sesi I hari ini, yakni ambruk 6,96% ke posisi Rp 214/saham. Bahkan, saham WSKT sudah menyentuh auto reject bawah (ARB).
Sedangkan saham PT PP Tbk (PTPP), PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), dan PT Adhi Karya Tbk (ADHI) juga ambles lebih dari 2% pada sesi I hari ini.
Sentimen dari utang yang masih menggunung masih menjadi pemberat saham BUMN Karya pada hari ini, meski Menteri BUMN, Erick Thohir sempat mengatakan bahwa kondisi keuangan PTPP sudah jauh lebih sehat.
Sebelumnya pada 2022, lima perusahaan BUMN Karya memiliki total liabilitas atau utang jumbo sepanjang tahun 2022. WSKT, PTPP, WIKA, ADHI, dan PT Hutama Karya (Persero).
Jika dihitung, total utang BUMN Karya yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) mencapai Rp 287,03 triliun. Waskita Karya menyumbang utang paling besar senilai Rp 83,93 triliun.
Selain itu, adanya kasus korupsi yang menimpa jajaran manajemen WSKT juga mempengaruhi persepsi pelaku pasar akan kinerja saham BUMN Karya.
Sebelumnya, Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Suwardjono ditetapkan sebagai tersangka pada Kamis pekan lalu.
Kejaksaan Agung (Kejagung) melalui Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) telah menetapkan dan melakukan penahanan terhadap 1 orang tersangka terkait dengan perkara dugaan tindak pidana korupsi.
Kasus korupsi tersebut berupa penyimpangan penggunaan fasilitas pembiayaan dari beberapa bank yang dilakukan oleh Waskita dan anak usaha yakni PT Waskita Beton Precast Tbk (WSBP). Destiawan pun telah ditahan oleh Tim Penyidik Kejaksaan Agung sejak Kamis pekan lalu.
"Adapun 1 orang tersangka tersebut yaitu DES selaku Direktur Utama PT Waskita Karya (persero) Tbk periode Juli 2020 sampai sekarang," jelas Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung Ketut Sumedana dalam keterangan resmi, Sabtu (29/4/2023).
Alhasil, karena permasalahan utang dan kasus korupsi di WSKT, Erick Thohir berencana menggabungkan BUMN karya. Ini diungkapkan Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga.
Arya menyebut rencana merger BUMN-BUMN ini bakal jadi bagian dari upaya restrukturisasi.
"(Merger BUMN karya) bukan untuk mengurangi utang, tapi itu kan bagian dari melakukan restrukturisasi. Kan bisa," kata Arya di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Senin (1/5/2023) kemarin.
"Misal jadi holding, itu dividennya bisa bantu yang lain, dividen lebih dari sini kan bisa bantu (BUMN) yang lain. Kalau enggak holding, enggak bisa," tambahnya.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article 4 Saham Konstruksi BUMN Karya Tiba-Tiba Bangkit, Ada Apa?