Commodity News

Minyak Menguat Lagi di Tengah Upaya Negara Kaya Tekan Rusia

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
22 May 2023 08:47
The sun sets behind an idle pump jack near Karnes City, Texas, Wednesday, April 8, 2020. Demand for oil continues to fall due to the new coronavirus outbreak. (AP Photo/Eric Gay)
Foto: Ilustrasi Kilang Minyak (AP/Eric Gay)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak menguat pada awal perdagangan Senin (22/5/2023) setelah terkoreksi pada perdagangan sebelumnya.

Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,35% ke posisi US$71,94 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 0,25% ke posisi US$75,78 per barel.

Pada perdagangan Jumat (19/5/2023), minyak WTI ditutup melemah 0,24% ke posisi US$71,69 per barel sementara minyak brent juga melemah 0,50% ke posisi US$75,59 per barel.

Harga minyak tetap menguat meski kelompok G-7 melihat dampak kebijakan price cap terhadap minyak Rusia tidak berdampak kepada pasokan global. 

Seperti diketahui, kelompok negara kaya G7, Uni Eropa, dan Australia sepakat untuk mengenakan batas harga $60 per barel pada minyak mentah lintas laut Rusia dan juga menetapkan batas harga atas produk minyak Rusia.

Langkah ini diambil untuk menekan pendapatan Moskow sekaligus bentuk keberatan mereka atas invasi Rusia ke Ukraina. Di sisi lain,  G7 tetap berupaya agar sanksi kepada Rusia tidak mempengaruhi pasokan energi global.

EIA menyebut jika pendapatan minyak Rusia sudah anjlok 43% (year on year/yoy) pada Maret 2023. 

Badan Energi Internasional (IEA) tidak memperkirakan langkah-langkah yang diambil oleh Kelompok G-7 terhadap minyak Rusia bisa mengubah situasi pasokan minyak mentah dan produk minyak.

"Perubahan yang signifikan di pasar akan tercermin dari analisis kami atau laporan kami. Sejauh ini kami tidak melihat ada dampak atau alasan lain yang bisa mengubah analisis kami," tutur  Direktur Eksekutif EIA Fatih Birol, dikutip dari Reuters..

Menurut Birol, pembatasan harga mencapai dua tujuan utama yakni tidak memicu keketatan di pasar karena minyak Rusia terus mengalir tetapi pada saat yang sama pendapatan Moskow berkurang.

"Rusia memang memainkan energi sebagai kartu truf mereka tetapi gagal. Tapi ada beberapa celah, beberapa tantangan yang bisa membuat dampak kebijakan batas harga berfungsi lebih baik," ucap Birol.

Dari sisi China, impor minyak mentah China dari Rusia naik 8,6% pada April 2023 (yoy). Kenaikan disebabkan kilang swasta yang lebih besar serta pembelian bahan bakar dengan harga diskon.

Pengiriman dari Rusia termasuk pengiriman lewat laut dan pasokan melalui pipa berjumlah 7,1 juta ton atau 1,73 juta barel per hari (bpd), menurut data bea cukai yang dirilis pada hari Sabtu (20/5/2023).

Pengiriman April 2023 jauh di bawah rekor 2,26 juta barel per hari seperti yang perah tercatat pada Maret 2023. Impor minyak mentah China secara keseluruhan bulan lalu membukukan penurunan 16% dari bulan Maret.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Arab Saudi Buat Harga Minyak Dunia Mendidih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular