
Biden - McCarthy Bakal "Ngopi Bareng", Pagu Utang AS Naik?

Kenaikan IHSG perdagangan kemarin karena didorong oleh sentimen positif surplusnya neraca dagang Indonesia bulan April 2023. Sentimen ini dapat melanjutkan kenaikan IHSG pada pergerakan hari ini, Selasa (16/5/2023).
Pertemuan antara Presiden Joe Biden dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Maklum saja, kurang lebih dua pekan ke depan, Amerika Serikat terancam mengalami gagal bayar (default) jika batas pagu utang tidak dinaikkan.
Partai Republik yang merupakan oposisi menguasai DPR AS, sehingga menyulitkan bagi Biden untuk meloloskan anggaran belanja. Baik anggota Parta Demokrat maupun Republik sedang mencari landasan yang sama dalam hal belanja dan regulasi energi sebelum Biden dan McCarthy bertemu besok.
Partai Republik sudah berulang kali menegaskan tidak akan menaikkan pagu utang jika pemerintah tidak memangkas belanja dengan besar alias melakukan penghematan.
Kabar baiknya, pemerintah di Gedung Putih masih mempertimbangkan syarat dari Partai Republik tersebut, sehingga peluang dinaikkannya batas pagu utang terbuka, dan Amerika Serikat bisa lolos dari gagal bayar yang berisiko membuat perekonomian AS merosot.
Berkaca dari sebelumnya, kisruh pagu utang membuat Amerika Serikat mengalami kerugian miliaran dolar. Itu pun yang terjadi bukan gagal bayar, baru sebatas shutdown atau penutupan sebagian layanan pemerintahan karena tidak adanya anggaran.
Shutdown bukan hal yang baru, pernah terjadi berkali-kali di AS. Yang terakhir dan masih segar di ingatan adalah shutdown di era pemerintahan Presiden AS ke-45, Donald Trump.
Sama seperti tahun ini, saat itu di 2018, Partai Demokrat menolak rancangan anggaran dari Partai Republik yang menguasai pemerintahan. Akhirnya anggaran sementara diloloskan, tetapi hingga akhir tahun belum ada kesepakatan untuk anggaran satu tahun fiskal 2019. Alhasil, pemerintahan AS shutdown selama hampir 35 hari, mulai 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.
Shutdown tersebut merupakan yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, dan berdampak cukup besar terhadap perekonomian.
Menurut Congressional Budget Office (CBO), shutdown tersebut berdampak ke perekonomian sebab sekitar 800.000 tenaga kerja dirumahkan, kemudian belanja pemerintah federal juga menjadi tertunda.
Berdasarkan kalkulasi CBO, kerugian yang diderita AS sebesar US$ 11 miliar atau setara Rp 161 triliun (kurs Rp 14.700/US$). Dari kerugian tersebut, sebesar US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun hilang permanen.
Dengan kerugian tersebut, produk domestik bruto (PDB) pun terpangkas.
Hal ini membuat keputusan kenaikan pagu utang menjadi sangat penting, tidak hanya bagi Amerika Serikat, tetapi juga bagi dunia. Sebab AS merupakan perekonomian terbesar di dunia, gejolak yang terjadi tentunya akan merembet ke negara lainnya. Sektor finansial pun bisa terpukul paling awal.
Dari dalam negeri, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkonfirmasi ada 13 perusahaan pelat merah yang masih merugi. Meskipun demikian, pendapatan konsolidasi BUMN pada kuartal I 2023 menyentuh Rp730 triliun, angka tersebut naik 15% dibandingkan dengan periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp630 triliun.
Meski pendapatan perseroan negara pada awal tahun ini mengalami kenaikan, tidak semua BUMN mencatatkan keuntungan. Erick mengatakan BUMN di sektor industri aviasi dan pariwisata hingga infrastruktur masih membukukan kerugian.
(saw/saw)