- Neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 mengalami surplus sebesar US$3,94 miliar. Surplus dipicu oleh penurunan impor migas.
- Dolar AS dan Wall Street menguat karena AS kemungkinan akan melakukan kesepakatan untuk menaikkan batas utang AS.
- Erick Thohir mengkonfirmasi ada 13 perusahaan pelat merah yang masih merugi, namun pendapatan konsolidasi BUMN pada kuartal I 2023 menyentuh Rp730 triliun, angka tersebut naik 15%.
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) naik tipis 3,98 poin atau 0,06% pada perdagangan Senin (15/5/2023) di level 6.712. Surplus neraca perdagangan Indonesia pada periode April 2023 menjadi sentimen positif pada perdagangan kemarin.
Kemarin Badan Pusat Statistik (BPS) melaporkan neraca perdagangan Indonesia pada April 2023 mengalami surplus sebesar US$3,94 miliar. Surplus dipicu oleh penurunan impor migas. Surplus neraca perdagangan ini merupakan surplus yang ke-36 bulan berturut-turut, dan jauh lebih tinggi dibandingkan Maret 2023 yang mencapai US$ 2,91 miliar.
Ekspor April 2023 tercatat US$19,29 miliar, turun 17,62% dibanding Maret 2023. Dibanding April 2022 nilai ekspor turun sebesar 29,40%.
Ekspor nonmigas April 2023 sebesar US$18,03 miliar, turun 18,33% dibanding Maret 2023, demikian juga turun 30,35% jika dibanding ekspor nonmigas April 2022.
Secara kumulatif, nilai ekspor Indonesia Januari-April 2023 mencapai US$86,35 miliar atau turun 7,61% dibanding periode yang sama tahun 2022. Sementara ekspor nonmigas mencapai US$81,08 miliar atau turun 8,62%. Penurunan terbesar ekspor nonmigas April 2023 terhadap Maret 2023 terjadi pada komoditas logam mulia dan perhiasan atau permata sebesar US$573,4 juta (52,30 persen), sedangkan peningkatan terbesar terjadi pada bijih logam, terak, dan abu sebesar US$166,8 juta (26,16%).
Sedangkan Impor April 2023 senilai US$15,35 miliar, turun 25,45% dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,32% dibandingkan April 2022.
Impor migas April 2023 senilai US$2,96 miliar, turun 1,98% dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,52% dibandingkan April 2022.
Impor nonmigas April 2023 senilai US$12,39 miliar, turun 29,48% dibandingkan Maret 2023 atau turun 22,27% dibandingkan April 2022. Penurunan impor golongan barang nonmigas terbesar April 2023 dibandingkan Maret 2023 adalah mesin atau perlengkapan elektrik dan bagiannya US$820,1 juta (32,01%). Sedangkan peningkatan terbesar adalah ampas dan industri makanan US$73,2 juta (22,48%).
Tiga negara pemasok barang impor nonmigas terbesar selama Januari-April 2023 adalah Tiongkok US$19,18 miliar (32,50%), Jepang US$5,24 miliar (8,88%), dan Thailand US$3,53 miliar (5,98%). Impor nonmigas dari ASEAN US$9,97 miliar (16,89%) dan Uni Eropa US$4,35 miliar (7,37%).
Berbeda dengan IHSG, rupiah melemah 0,34% melawan dolar Amerika Serikat (AS) ke Rp14.695/US$.
Melemahnya rupiah karena optimisme investor di AS mengenai utang AS yang membuat dolar AS menguat terhadap beberapa mata uang Asia. AS kemungkinan akan melakukan kesepakatan untuk menaikkan batas utang AS karena batas waktu semakin dekat.
Beralih ke pasar obligasi, harga Surat Berharga Negara (SBN) bervariatif naik turunnya. SBN FR0096 Tenor 10 tahun menjadi satu-satunya yang mengalami pelemahan. Tenor lainnya menguat terlihat dari imbal hasilnya (yield) yang mengalami penurunan.
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau Wall Street ditutup menguat pada perdagangan Senin (15/5/2023) waktu setempat. Kenaikan tersebut karena optimisme mengenai utang AS.
Indeks Dow Jones menguat 0,14% di posisi 33.348,60, S&P 500 menguat 0,30% di posisi 4.136,28, dan Nasdaq menguat 0,66% di posisi 12.365,21.
AS kemungkinan akan melakukan kesepakatan untuk menaikkan batas utang AS karena batas waktu semakin dekat, sementara investor menantikan komentar dari pembuat kebijakan Federal Reserve sepanjang minggu ini.
Presiden Joe Biden mengatakan selama akhir pekan berharap untuk bertemu dengan para pemimpin Kongres pada hari Selasa dan tetap optimis untuk menyetujui kesepakatan untuk menaikkan batas pinjaman negara sebesar $31,4 triliun.
Kebuntuan selama berbulan-bulan di Washington telah menambah kekhawatiran ekonomi global, karena laporan kongres non partisan yang baru mengutip "risiko signifikan" dari gagal bayar (default) bersejarah dalam dua minggu pertama di bulan Juni.
Data ekonomi yang melambat telah meningkatkan ekspektasi ketika Federal Reserve akan menghentikan siklus kenaikan suku bunga karena bank sentral mencoba untuk menekan inflasi yang tinggi.
Pada hari Senin, beberapa pejabat Fed mengindikasikan mereka mengharapkan suku bunga tetap tinggi, bertentangan dengan ekspektasi pasar untuk penurunan suku bunga sebelum akhir tahun.
Investor akan memantau pidato sejumlah pejabat Federal Reserve minggu ini, termasuk Jerome Powell pada hari Jumat, untuk petunjuk tentang potensi penurunan suku bunga tahun ini.
Presiden Fed Atlanta Raphael Bostic mengatakan pada hari Senin bahwa dia tidak mengharapkan penurunan suku bunga di tahun ini karena dia tidak melihat inflasi turun secepat yang diyakini para pelaku pasar. Presiden Fed Chicago Austan Goolsbee, Presiden Fed Minneapolis Neel Kashkari dan Gubernur Dewan Fed Lisa Cook adalah beberapa pejabat Fed lainnya yang akan berbicara hari ini.
Kenaikan IHSG perdagangan kemarin karena didorong oleh sentimen positif surplusnya neraca dagang Indonesia bulan April 2023. Sentimen ini dapat melanjutkan kenaikan IHSG pada pergerakan hari ini, Selasa (16/5/2023).
Pertemuan antara Presiden Joe Biden dengan Ketua DPR dari Partai Republik Kevin McCarthy menjadi perhatian utama para pelaku pasar. Maklum saja, kurang lebih dua pekan ke depan, Amerika Serikat terancam mengalami gagal bayar (default) jika batas pagu utang tidak dinaikkan.
Partai Republik yang merupakan oposisi menguasai DPR AS, sehingga menyulitkan bagi Biden untuk meloloskan anggaran belanja. Baik anggota Parta Demokrat maupun Republik sedang mencari landasan yang sama dalam hal belanja dan regulasi energi sebelum Biden dan McCarthy bertemu besok.
Partai Republik sudah berulang kali menegaskan tidak akan menaikkan pagu utang jika pemerintah tidak memangkas belanja dengan besar alias melakukan penghematan.
Kabar baiknya, pemerintah di Gedung Putih masih mempertimbangkan syarat dari Partai Republik tersebut, sehingga peluang dinaikkannya batas pagu utang terbuka, dan Amerika Serikat bisa lolos dari gagal bayar yang berisiko membuat perekonomian AS merosot.
Berkaca dari sebelumnya, kisruh pagu utang membuat Amerika Serikat mengalami kerugian miliaran dolar. Itu pun yang terjadi bukan gagal bayar, baru sebatas shutdown atau penutupan sebagian layanan pemerintahan karena tidak adanya anggaran.
Shutdown bukan hal yang baru, pernah terjadi berkali-kali di AS. Yang terakhir dan masih segar di ingatan adalah shutdown di era pemerintahan Presiden AS ke-45, Donald Trump.
Sama seperti tahun ini, saat itu di 2018, Partai Demokrat menolak rancangan anggaran dari Partai Republik yang menguasai pemerintahan. Akhirnya anggaran sementara diloloskan, tetapi hingga akhir tahun belum ada kesepakatan untuk anggaran satu tahun fiskal 2019. Alhasil, pemerintahan AS shutdown selama hampir 35 hari, mulai 22 Desember 2018 hingga 25 Januari 2019.
Shutdown tersebut merupakan yang terpanjang dalam sejarah Amerika Serikat, dan berdampak cukup besar terhadap perekonomian.
Menurut Congressional Budget Office (CBO), shutdown tersebut berdampak ke perekonomian sebab sekitar 800.000 tenaga kerja dirumahkan, kemudian belanja pemerintah federal juga menjadi tertunda.
Berdasarkan kalkulasi CBO, kerugian yang diderita AS sebesar US$ 11 miliar atau setara Rp 161 triliun (kurs Rp 14.700/US$). Dari kerugian tersebut, sebesar US$ 3 miliar atau Rp 42 triliun hilang permanen.
Dengan kerugian tersebut, produk domestik bruto (PDB) pun terpangkas.
Hal ini membuat keputusan kenaikan pagu utang menjadi sangat penting, tidak hanya bagi Amerika Serikat, tetapi juga bagi dunia. Sebab AS merupakan perekonomian terbesar di dunia, gejolak yang terjadi tentunya akan merembet ke negara lainnya. Sektor finansial pun bisa terpukul paling awal.
Dari dalam negeri, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengkonfirmasi ada 13 perusahaan pelat merah yang masih merugi. Meskipun demikian, pendapatan konsolidasi BUMN pada kuartal I 2023 menyentuh Rp730 triliun, angka tersebut naik 15% dibandingkan dengan periode kuartal I 2022 yang sebesar Rp630 triliun.
Meski pendapatan perseroan negara pada awal tahun ini mengalami kenaikan, tidak semua BUMN mencatatkan keuntungan. Erick mengatakan BUMN di sektor industri aviasi dan pariwisata hingga infrastruktur masih membukukan kerugian.
Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:
Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:
Berikut sejumlah indikator perekonomian nasional:
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]