
Ekonomi China Makin Gelap, Diramal Bakal "Hilang" 10 Tahun!

Bursa saham AS (Wall Street) kembali masuk ke zona merah pada pembukaan perdagangan Kamis (11/5/2023) waktu setempat. Indeks Dow Jones bahkan turun 0,66%, disusul S&P 500 0,17%, sementara Nasdaq mampu naik 0,18%.
Beberapa data ekonomi yang dirilis hari ini mempengaruhi pergerakan kiblat bursa saham dunia ini. Indeks harga produsen dilaporkan tumbuh 0,2% pada April dari bulan sebelumnya. Rilis tersebut lebih rendah dari ekspektasi Dow Jones sebesar 0,3%.
Secara tahunan atau year-on-year, indeks harga produsen tumbuh 4,9%, juga lebih rendah dari ekspektasi.
Selain itu klaim tunjangan pengangguran bertambah sebanyak 246.000 orang dalam sepekan yang berakhir 6 Mei, bertambah 22.000 orang dari pekan sebelumnya. Kenaikan ini merupakan yang tertinggi sejak akhir Oktober 2021.
"Wall Street tidak terkejut dengan data inflasi produsen dan klaim tunjangan pengangguran. Indeks harga produsen diperkirakan terus menurun setelah rantai pasokan mulai normal kembali, sementara kenaikan tingkat pengangguran menunjukkan bukti pasar tenaga kerja mulai melemah," kata Ed Moya, analis pasar senior di Oanda, sebagaimana dilansir CNBC International.
Meski data-data terbaru kembali meredupkan ekspektasi kenaikan suku bunga pada bulan depan, Wall Street masih belum mampu menguat.
"Investor fokus pada data ekonomi dan kondisi likuiditas serta apa yang terjadi dengan suku bunga serta inflasi," kata Dylan Kremer, co-chief Investment Officer di Certuity.
Likuiditas di Amerika Serikat memang terus mengetat setelah The Fed menaikkan suku bunga hingga 500 basis poin menjadi 5% - 5,25%.
Seperti diketahui, semakin ketat likuiditas maka semakin kurang mendukung bursa saham.
HALAMAN SELANJUTNYA >>> Cermati Sentimen Penggerak Pasar Hari Ini
