Saham Sultan Subang ARB 3 Hari Beruntun, Antre Jual Rp1,06 T
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten konstruksi milik Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) lagi-lagi terkena auto reject bawah (ARB) pada perdagangan sesi I Kamis (11/5/2023), di mana saham BEBS sudah ARB selama tiga hari beruntun.
Per pukul 09:23 WIB, saham BEBS terpantau ambles 6,92% ke harga Rp 484/saham. Saham BEBS sudah menyentuh ARB pada awal perdagangan sesi I hari ini.
Saham BEBS sudah ditransaksikan sebanyak 27 kali dengan volume sebesar 122.600 lembar saham dan nilai transaksinya sudah mencapai Rp 59,34 juta. Adapun kapitalisasi pasarnya saat ini mencapai Rp 21,78 triliun.
Hingga pukul 09:23 WIB, di order offer atau jual, terdapat 21,9 juta lot antrian di harga Rp 484/saham atau mencapai Rp 1,06 triliun, sekaligus menjadi antrian jual terbanyak untuk perdagangan hari ini.
Sementara di order bid atau beli, belum ada antrian yang tertera kembali, menandakan bahwa saham BEBS sudah menyentuh ARB.
Jika menghitung perdagangan hari ini, maka saham BEBS sudah menyentuh ARB selama tiga hari beruntun sejak dibukanya kembali suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa lalu.
Sebelumnya, pada 18 Januari 2023, BEI menggembok saham BEBS di pasar reguler dan pasar tunai dalam rangka menjaga perdagangan efek yang teratur, wajar dan efisien.
Pada 3 Mei 2023, emiten milik Sultan Subang ini sendiri melakukan paparan publik (public expose) insidentil.
Agenda dalam public expose tersebut di antaranya, telaahan kinerja keuangan dan operasi yang terkini yang dapat diungkapkan; kendala-kendala yang dihadapi, termasuk kondisi ketidakpastian (jika ada); upaya untuk meningkatkan kinerja Perusahaan Tercatat; target kinerja perusahaan tahun berjalan; hingga klafirikasi isu yang beredar di publik.
Menjawab pertanyaan soal rencana ekspansi perusahaan pada 2023 dari peserta paparan publik, manajemen BEBS menjelaskan, perseroan akan terus menjalankan rencana ekspansi yaitu melalui pengembangan dan utilisasi pabrik serta utilisasi anak-anak usaha.
Untuk belanja modal tentunya sudah dipersiapkan dari hasil laba bersih tahun 2022 dan penggunaannya akan ditentukan pada saat RUPS, saat ini untuk belanja modal dari internal perusahaan.
Kemudian, manajemen juga mengklarifikasi pertanyaan terkait aksi lego oleh Asep Sulaeman yang beriringan dengan penurunan tajam dan suspensi saham BEBS dari awal Januari hingga sebelum suspensi.
"Sepengetahuan kami, BEI menjalankan prosedurnya dalam rangka menjaga transaksi saham dengan salah satunya melakukan suspensi saham. Adapun alasan suspensi adalah karena hal tersebut. Hingga saat ini bapak Asep Sabanda masih menjadi pemegang saham perseroan," jelas manajemen BEBS dalam paparan publik sebagaimana terbit di website BEI (4/5).
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)