
Saham BEBS: 6 Bulan Tidur, Ditinggal Pemilik, Investor Masih Nyangkut

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten konstruksi yang dahulu sempat dimiliki oleh Asep Sulaeman Sabanda atau Sultan Subang yakni PT Berkah Beton Sadaya Tbk (BEBS) sudah mendekam cukup lama di harga Rp 50 per saham atau level gocap, di mana saham BEBS sudah berada di posisi tersebut sejak perdagangan 22 Juni 2023.
Saat saham BEBS mendekam cukup lama di level gocap, ada banyak investor yang memegang saham BEBS 'nyangkut' karena sahamnya tidak bergerak dari harga Rp 50/saham.
Tercatat pada perdagangan sesi II Kamis (18/1/2024) hari ini di order offer atau jual, ada 137 juta lot atau sekitar Rp 686 miliar antrean jual di harga Rp 50/saham atau gocap. Artinya, masih ada banyak investor yang nyangkut di saham ini karena mereka tidak bisa menjualnya di pasar reguler.
Diketahui, saham BEBS sudah mendekam di level gocap sejak 22 Juni 2023 atau nyaris tujuh bulan. Sebelum mendekam cukup lama di level gocap, BEBS juga sempat mencetak auto reject bawah (ARB) berjilid-jilid. Jika dihitung-hitung, saham BEBS menyentuh ARB sebanyak 23 kali pada tahun lalu.
Bahkan, BEBS juga seringkali terkena suspensi oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) di tahun lalu. Di 2023, saham BEBS terkena suspensi sebanyak dua kali.
Meski sudah mendekam cukup lama di level gocap, kemudian mencetak ARB berjilid-jilid, tetapi saham BEBS hingga saat ini belum dimasukan ke dalam papan pemantauan khusus, sehingga pergerakannya pun terus tertahan di level gocap.
Saham BEBS sendiri terkenal sebagai saham Sultan Subang. Namun kini, Asep Sulaeman bukan lagi menjadi bagian dari BEBS.
Manajemen BEBS mengumumkan perubahan pengurus. Perusahaan mengumumkan telah menerima surat pengunduran diri dari Asep Sulaeman Sabandaatau Sultan Subang selaku Komisaris Utama BEBS pada Selasa lalu.
"Pada tanggal 15 Januari 2024, Perseroan telah menerima surat pengunduran diri dari bapak Asep Sulaeman Sabanda selaku Komisaris Utama Perseroan," kata Direktur BEBS Iyan Sopiyan dalam keterbukaan informasi yang dikutip Kamis (18/1/2024).
Menurutnya, pengunduran diri tersebut tidak memberikan dampak kejadian, informasi atau fakta material tersebut terhadap kegiatan operasional, hukum, kondisi keuangan, atau kelangsungan usaha BEBS.
Asep, dikenal sebagai 'Sultan Subang' merupakan pengusaha kakap yang memiliki sejumlah saham di beberapa emiten. Dia tercatat memiliki saham BEBS sebanyak 4,51%. Ia juga mengendalikan PT Bersama Zatta Jaya Tbk. (ZATA) melalui PT Lembur Sadaya Investama.
Lebih lanjut, Asep juga menjabat sebagai Direktur utama PT Sumber Energi Alam Mineral (SEAM Group). Adapun SEAM Group bergerak pada empat sektor utama, meliputi infrastruktur, peternakan unggas, properti, dan energi terpadu.
Per 31 Desember 2023,Sultan Subang masih menggenggam saham BEBS sebanyak 4,51%. Pengendali perusahaan ini adalah PT Berkah Global Investama dengan kepemilikan 31,39%.
BGI sendiri merupakan perusahaan yang nyaris secara eksklusif dimiliki oleh Zulfikar Mohammad Ali Indra. Berdasarkan prospektus IPO awal 2021 menggenggam hampir 35,40% saham BEBS setalah pencatatan awal di bursa.
Zulfikar juga tercatat sebagai pemegang manfaat terakhir BEBS. Diasempat menjabat sebagai komisaris saat BEBS melantai perdana di Bursa.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Emiten Sultan Subang (BEBS) Jadi Beban No.1 IHSG Tahun Ini