ADMR Targetkan Pabrik Aluminium Dekat IKN Beroperasi 2025

Romys Binekasri, CNBC Indonesia
Rabu, 10/05/2023 19:50 WIB
Foto: REUTERS/Vincent Kessler

Jakarta, CNBC Indonesia - Emiten tambang PT Adaro Minerals Tbk (ADMR) menargetkan proyek smelter aluminium di Kalimantan Utara (Kaltara) beroperasi pada Kuartal II 2025 mendatang.

Direktur ADMR Wito Krisnahadi mengatakan, pada fase I smelter aluminium ini akan memproduksi sebanyak 500 ribu ton aluminium per tahun.

Untuk produksi 500 ribu ton aluminium tersebut, diperlukan sebanyak 1 juta ton bahan baku alumina.


"Untuk tahap 1 ini kita produksi sebesar 500 ribu ton per tahun. Rencananya kita akan memulai komersial produksi sekitar di kuartal II 2025," ungkapnya dalam konferensi pers di Jakarta, Rabu (10/5/2023).

Wito menjelaskan, untuk bahan baku aluminanya sendiri, perseroan bekerja sama dengan perusahaan lokal maupun asing.

Seperti diketahui, pada 13 November 2022 lalu, ADMR telah menandatangani nota kesepahaman dengan Hyundai Motor Company (HMC) pada acara pertemuan B20 di Bali. Berdasarkan nota kesepahaman tersebut, HMC mendapatkan hak untuk membeli aluminium yang diproduksi melalui anak usaha perseroan yaitu PT Kalimantan Aluminium Industry (KAI) pada tahap awal.

Selain itu, pada kesepakatan tersebut juga termasuk hak atas negosiasi pertama untuk membeli aluminium karbon rendah yang akan diproduksi KAI (volume offtake belum ditentukan, pada kisaran sekitar 50 ribu sampai 100 ribu ton aluminium per tahun).

Sedangkan pada 20 Desember 2022, KAI menandatangani perjanjian penyertaan saham bersyarat dengan Aumay Mining Pte Ltd (Aumay) dan PT Cita Mineral Investindo Tbk (CITA) yang mana menurut perjanjian tersebut kepemilikan KAI akan meliputi ADMR 65% (melalui perusahaan anaknya), Aumay 22,5%, dan CITA 12,5%.

Pada fase I ini, konstruksi jeti, persiapan lahan, serta infrastruktur pendukung lainnya untuk smelter aluminium ini telah dimulai dan diperkirakan akan memakan waktu sekitar 24 bulan.

"Lebih jelasnya untuk supply agreement kita akan memfinalisasi mungkin sekitar 6 bulan sampai setahun sebelum COD (Commercial Operation Date)," pungkasnya.

Sebelumnya, dalam keterbukaan informasi, manajemen PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) menyebut bahwa belanja modal ADMR sekitar US$ 70-90 juta pada 2023 untuk segmen batu bara metalurgi. Anggaran belanja modal itu belum termasuk belanja modal untuk smelter aluminium.

Perusahaan memperkirakan pencapaian financial close proyek ini pada semester I-2023 dan akan membuat pengumuman lebih lanjut mengenai porsi ekuitas di kemudian hari.


(wia)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi