
Saat Harga Batu Bara Masih Lesu, Kok Saham Raksasanya Ngacir?

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham emiten raksasa batu bara terpantau kompak bergairah pada perdagangan sesi I Rabu (10/5/2023), meski harga batu bara acuan dunia terpantau masih dalam tren bearish.
Hingga pukul 09:27 WIB, kesepuluh saham raksasa batu bara di RI kompak menguat, di mana tujuh saham melesat lebih dari 1%, sedangkan sisanya yakni tiga saham menguat kurang dari 1%.
Berikut pergerakan saham emiten raksasa batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
Indika Energy | INDY | 2.190 | 2,34% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 970 | 2,11% |
TBS Energi Utama | TOBA | 424 | 1,92% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.940 | 1,73% |
Bumi Resources | BUMI | 123 | 1,65% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 30.250 | 1,26% |
Bukit Asam | PTBA | 3.530 | 1,15% |
Bayan Resources | BYAN | 20.550 | 0,98% |
Harum Energy | HRUM | 1.435 | 0,35% |
United Tractors | UNTR | 25.325 | 0,20% |
Sumber: RTI
Saham PT Indika Energy Tbk (INDY) memimpin penguatan saham raksasa batu bara pada hari ini, yakni melonjak 2,34% ke posisi Rp 2.190/unit. Kemudian disusul saham PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) yang melesat 2,11% ke Rp 970/unit.
Terakhir, ada saham PT United Tractors Tbk (UNTR) yang menguat 0,2% menjadi Rp 25.325/unit pada perdagangan sesi I hari ini.
Bergairah saham raksasa batu bara terjadi meski harga batu bara acuan dunia masih melandai kemarin. Pada perdagangan Selasa kemarin, harga batu bara kontrak Juni di pasar ICE Newcastle ditutup melemah 0,5% di posisi US$ 167,65 per ton.
Harga tersebut adalah yang terendah sejak 05 Januari 2022 (US$ 161,75 per ton) atau dalam 16 bulan terakhir.
Harga batu bara ambles karena melandainya permintaan serta jatuhnya harga gas.
Rendahnya permintaan tercermin dari turunnya ekspor Indonesia dan Kolombia. Kedua negara masuk lima besar eksportir batu thermal dunia.
Ekspor batu bara thermal Kolombia hanya menembus 3,15 juta ton pada April 2023. Jumlah tersebut anjlok 31% dibandingkan bulan sebelumnya. Belanda masih menjadi tujuan utama ekspor diikuti dengan Korea Selatan dan Turki. Ekspor ke India dan Jerman bahkan nol pada bulan lalu.
Ekspor batu bara Indonesia juga melandai pada April. Data Modi Kementerian ESDM menunjukkan ekspor batu bara Indonesia pada April hanya 6,97 juta ton, terendah tahun ini.
Ekspor anjlok 61% dibandingkan pada Maret yang tercatat 17,89 juta ton.
Selain karena melandainya permintaan, ekspor Indonesia turun karena Ramadan dan libur panjang Lebaran. Permintaan dari China diproyeksi masih lemah sejalan dengan masih ademnya aktivitas manufaktur mereka.
Purchasing Manager Index (PMI) China terkontraksi menjadi menjadi 49,2 dari pada April.
Indeks jauh lebih kecil dibandingkan 51,9 pada Maret 2023. Pelemahan manufaktur bisa membuat permintaan batu bara melandai. Impor China juga terus terkoreksi lebih dalam.
Impor terkontraksi 7,9% (year-on-year/yoy) pada April, lebih dalam dibandingkan kontraksi 1,4% (yoy) pada Maret 2023.
Musim panas yang relatif bersahabat di sebagian besar wilayah China juga membuat kekhawatiran akan pasokan tidak terjadi. Impor pun diperkirakan akan melandai.
Impor juga diprediksi melandai karena lonjakan produksi.
Produksi batu bara China meningkat drastis mencatat rekor pada Maret 2023 dengan jumlah 417,22 juta ton, Jumlah itu setara dengan 13,46 juta ton per hari yang merupakan rekor tertinggi.
Bergairahnya saham raksasa batu bara RI pada hari ini terjadi setelah beberapa saham membagikan dividen tunainya dalam beberapa hari lalu.
Selain itu, investor juga memanfaatkan momentum dari murahnya saham batu bara dengan kembali memburunya dan membuat harga sahamnya kembali menghijau.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Raksasa Batu Bara di RI Ambles, Efek Harga Boncos?
