Krisis Perbankan AS Makin Ngeri, Perbankan & Ekonomi RI Aman?

Zefanya Aprilia, CNBC Indonesia
10 May 2023 06:50
SVB
Foto: Reuters

Jakarta, CNBC Indonesia - Krisis perbankan di Amerika Serikat masih belum usai. Sejumlah bank di negeri Paman Sam itu telah kolaps setelah sahamnya anjlok. Hal ini tentunya membuat investor dan dunia global was-was, akan bagaimana dampak krisis perbankan itu terhadap ekonomi global.

Namun begitu, perbankan Indonesia masih relatif terlindungi dari dampak gagalnya perbankan AS, karena eksposur yang relatif sangat terbatas. Menurut Office of Economist PT Bank Mandiri Tbk. (BMRI), ini dilihat dari berbagai indikator perbankan Indonesia masih cukup resilient menghadapi gejolak global.

Yakni, kualitas aset masih terjaga dengan rasio kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) yang cenderung terus menurun. Selain itu permodalan perbankan juga masih sangat kuat dengan rasio kecukupan modal berada pada 26%, jauh di atas ketentuan.

"Di tengah tekanan perlambatan ekonomi global, kami memperkirakan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada triwulan II 2023, masih berpotensi tumbuh stabil pada kisaran 5,07% (yoy). Dengan demikian, untuk keseluruhan tahun 2023, pertumbuhan ekonomi diperkirakan mencapai 5,04%," kata Chief Economist BMRI Andy Asmoro dalam keterangan resminya, Selasa (9/5/2023).

Di sisi lain, ekonomi Indonesia ke depannya juga akan menghadapi tantangan lain yaitu penyelenggaraan Pemilu. Belanja terkait Pemilu dapat mendorong konsumsi meningkat. Namun di sisi lain, investor akan bersikap hati-hati dan cenderung wait and see.

"Jika situasi politik tetap kondusif dan stabil, hal ini berpotensi memberi dampak positif terhadap ekonomi domestik," tambahnya.

Adapun perekonomian Indonesia tercatat tumbuh sebesar 5,03% (yoy) sedikit lebih tinggi jika dibandingkan dengan pertumbuhan pada triwulan-IV 2022 yang sebesar 5,01% (yoy). Akan tetapi jika dibandingkan dengan negara-negara emerging market besar lainnya, capaian ekonomi Indonesia terbilang cukup memuaskan. Pada periode yang sama, ekonomi Vietnam melambat dari 5,92% (yoy) menjadi 3,32% (yoy), ekonomi Singapura melambat dari 2,1% (yoy) menjadi 0,1% (yoy).

Ekonomi Indonesia pada triwulan-I 2023 terutama masih ditopang oleh pulihnya permintaan domestik. Pertumbuhan Konsumsi Rumah Tangga tercatat mencapai 4,54% (yoy) pada triwulan-I, sedikit lebih tinggi dibandingkan triwulan IV 2022 sebesar 4,48% (yoy), maupun triwulan I 2022 sebesar 4,34% (yoy). Pertumbuhan konsumsi pemerintah juga turut menopang ekonomi, dimana pertumbuhannya tercatat sebesar 3,99% (yoy), lebih tinggi dibandingkan triwulan-triwulan sebelumnya yang mencatat kontraksi.  


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Kripto Jadi Biang Kerok Kejatuhan Bank Beraset Rp1.635 T

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular