
Banyak Jebakan "Maut" Pekan Depan, Pasar RI Bisa Terguncang

Pada Selasa (9/5/2023) pukul 10:00 WIB, China akan mengumumkan data neraca perdagangan April 2023.
Perkembangan ekspor impor China tersebut tentu saja akan berdampak besar terhadap perdagangan Indonesia mengingat Tiongkok adalah mitra dagang terbesar.
Impor China terkontraksi 1,4% (yoy) pada Maret. Jika impor China melambat maka ini bisa menjadi sinyal akan melambatnya permintaan barang-barang Indonesia, termasuk batu bara.
BI juga akan mengumumkan Laporan Survei Konsumen April 2023 pada Selasa pekan depan. Survei konsumen April menjadi penting karena akan merekam indeks keyakinan konsumen selama Ramadan tahun ini.
Jika indeks melemah maka harapan ekonomi Indonesia akan tumbuh pesar ke depan akan terancam.
Data terpenting dari luar negeri pekan depan adalah inflasi AS. AS akan mengumumkan pergerakan inflasi April pada Rabu pukul 19:30 WIB waktu Indonesia (10/5/2023).
Data ini akan menjadi pegangan bagi bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) dalam menentukan kebijakan Juni mendatang.
Inflasi AS sudah melandai ke 5% (yoy) pada Maret 2023, dari 6% pada Februari 2023.
Jika inflasi melandai maka harapan pasar untuk melihat kebijakan The Fed yang dovish bisa terwujud.
Sebelum data inflasi AS keluar, BI pada Rabu pagi akan mengumumkan Laporan Survei Penjualan Eceran Maret 2023.
Pada periode Februari 2023, Indeks Penjualan Riil (IPR tumbuh positif sebesar 0,6% (yoy). Indeks diperkirakan tumbuh 4,8% (yoy) pada Maret.
Indeks diperkirakan melonjak karena ada momen Ramadan di mana penjualan biasanya meningkat tajam.
Jika indeks melemah maka hal ini perlu dicermati karena bisa menjadi sinyal jika konsumsi tidak sekencang proyeksi banyak orang.
Kamis pekan depan (11/5/2023) juga akan diwarnai banyak rilsi data mulai dari inflasi China untuk April dan keputusan bank sentral Inggris mengenai kebijakan moneternya.
AS akan mengumumkan dua data penting pada Kamis malam pukul 19:30 pekan depan yakni indeks harga produsen (PPI) AS untuk April serta klaim pengangguran untuk pekan yang berakhir pada 6 Mei.
PPI paa Maret terkoresi 0,5% (month to month/mtm) sementara secara tahunan (yoy) malah naik menjadi 2,7% dari 2,5% pada Maret.
PPI dan klaim pengangguran mencerminkan sejauh mana produsen AS serta warga mereka terdampak kenaikan suku bunga AS.
Kedua faktor juga diharapkan bisa memberi gambaran lebih jelas mengenai pergerakan ekonomi AS terkini setelah dihantam krisis perbankan.
Kedua data akan menjadi pertimbangan The Fed dalam menentukan kebijakan Juni mendatang.
Pada akhir pekan depan, Jumat (12/5/2023), AS akan mengumumkan data indeks kepercayaan konsumen Michigan Consumer Sentiment.
Setelah krisis yang menimpa perbankan AS dan kisruh plafon utang maka menarik dicermati seperti apa indeks kepercayaan warga AS terhadap perkembangan ekonomi ke depan.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]