Commodity News

Harga Minyak Dunia Mulai Bangkit Setelah Terkapar

Susi Setiawati, CNBC Indonesia
05 May 2023 07:46
Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)
Foto: Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kembali menanjak pada awal perdagangan Jumat (5/5/2023) setelah Bank Sentral Eropa memutuskan untuk memperlambat laju kenaikan suku bunga.

Harga minyak mentah WTI menguat hingga 0,26% ke posisi US$68,8 per barel sementara harga minyak mentah brent juga dibuka menguat hingga 0,19% ke posisi US$72,67 per barel.

Pada perdagangan Kamis (5/5/2023), minyak WTI juga ditutup menguat 0,03% ke posisi US$68,62 per barel sementara minyak brent menguat 0,76% ke posisi US$72,53 per barel.

Harga minyak mentah dunia sempat terkapar pada Senin hingga Rabu pekan ini karena gonjang-ganjing ekonomi di Amerika Serikat.

Bank Sentral Eropa (ECB) memutuskan untuk menaikkan deposit rate sebesar 25 basis poin menjadi 3,25% pada Kamis (4/5/2023). Hal itu sesuai dengan perkiraan sejumlah analis.

Kenaikan tersebut jauh lebih kecil dibandingkan 50 bps dan 75 bps pada bulan-bulan sebelumnya. Sebelumnya, ECB telah menaikkan suku bunga sebesar 50 basis poin dalam tiga pertemuan terakhir berturut-turut.

Kenaikan suku bunga diperkecil setelah data perbankan zona euro menunjukkan penurunan drastis terkait permintaan kredit dalam satu dekade terakhir. Saat ini, ECB belum memberikan panduan mengenai langkah kebijakan ke depannya.

Bank sentral Amerika Serikat (AS) The Federal Reserve (The Fed) juga diproyeksi akan segera menahan suku bunga dalam waktu dekat.

Keputusan ECB dan The Fed yang tidak seagresif sebelumnya diharapkan bisa mendongrak ekonomi sekaligus permintaan akan komoditas, termasuk minyak. 

"Harga minyak pulih hari ini meskipun pasar saham turun secara signifikan. Ini membuktikan adanya faktor penopang harga independen," ucap Jim Ritterbusch, presiden Ritterbusch and Associates di Galena, Illinois.

Organisasi Negara Pengekspor Minyak (OPEC) dan sekutunya termasuk Rusia, yang dikenal sebagai OPEC+, memulai pengurangan produksi sukarela pada awal Mei.

Harga minyak juga ditopang keputusan negara pengekspor minyak.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pada hari Kamis bahwa Rusia mematuhi janji sukarela untuk memangkas produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari (bpd) dari Februari hingga akhir tahun.

"Apa yang kami lihat adalah kombinasi dari hambatan ekonomi dan skeptisisme bahwa pemotongan OPEC benar-benar akan terjadi," ucap John Kilduff, mitra di Again Capital LLC di New York.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Ancaman Arab Saudi Buat Harga Minyak Dunia Mendidih

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular