Market Commentary

Sentimen Memburuk, 5 Saham Bank Raksasa RI Ambruk

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
Rabu, 03/05/2023 09:30 WIB
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan raksasa terpantau melemah pada perdagangan sesi I Rabu (3/5/2023), di mana pergerakan saham bank raksasa tersebut cenderung mengikuti pergerakan saham bank global.

Berikut pergerakan bank raksasa pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Tabungan NegaraBBTN1.235-1,20%
Bank MandiriBMRI5.200-0,95%
Bank Central AsiaBBCA8.975-0,83%
Bank Negara IndonesiaBBNI9.500-0,52%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI5.125-0,49%

Sumber: RTI


Per pukul 09:15 WIB, saham PT Bank Tabungan Negara Tbk (BBTN) menjadi yang paling parah koreksinya pada sesi I hari ini, yakni ambles 1,2% ke posisi harga Rp 1.235/unit.

Sedangkan koreksi saham bank raksasa RI yang cenderung lebih kecil terjadi pada saham PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang melemah 0,49% menjadi Rp 5.125/unit.

Pelaku pasar global kembali memperhatikan saham bank setelah JPMorgan Chase resmi memenangi lelang atas akuisisi First Republic Bank, yang sebelumnya sempat heboh karena menjadi salah satu bank yang terdampak krisis Silicon Valley Bank (SVB) di Amerika Serikat (AS).

JPMorgan mendapatkan sekitar US$ 92 miliar dalam bentuk deposito pada kesepakatan tersebut, termasuk sebesar US$ 30 miliar yang telah didepositkan JPMorgan dan bank-bank besar lainnya ke dalam First Republic bulan lalu. Bank ini juga mengambil pinjaman US$ 173 miliar dan sekuritas US$ 30 miliar.

Meski kabar tersebut cenderung baik, tetapi investor kembali membahas saham-saham perbankan global dan mereka kurang yakin bahwa krisis perbankan telah usai.

Selain itu, AS juga tengah mendapat gonjang-ganjing terkait utang nasional. Menteri Keuangan AS, Janet Yellen mengatakan bahwa AS bakal gagal membayar utang (default) pada 1 Juni mendatang.

Hal ini akibat alotnya pembahasan untuk menaikkan plafon utang AS. Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) yang kini dipimpin Partai Republik memilih untuk menaikkan menaikkan batas pinjaman nasional.

Ada syarat yakni pemotongan drastis anggaran belanja karena pemerintah dianggap terlalu boros, yang bakal menjadi sandungan bagi Presiden Joe Biden yang berasal dari Partai Demokrat.

"Perkiraan terbaik kami adalah bahwa kami tidak akan dapat terus memenuhi semua kewajiban pemerintah pada awal Juni, dan berpotensi paling cepat 1 Juni," katanya dikutip AFP, Selasa (2/5/2023).

Selain karena AS sedang dilanda gonjang-ganjing terkait krisis perbankan dan plafon utang nasional, investor yang cenderung wait and see jelang keputusan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS), sehingga saham perbankan juga kurang bergairah pagi hari ini.

Pasar masih menanti sikap The Fed terhadap kebijakan suku bunga acuan, meski pelaku pasar sudah memprediksi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya pada pertemuan Selasa-Rabu pekan ini.

Sejauh ini, menurut alat FedWatch CME Group, sekitar 91,5% investor bertaruh bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp). Sedangkan 8,5% investor bertaruh The Fed akan mempertahankan suku bunganya.

CNBC INDONESIA RESEARCH

market@cnbcindonesia.com

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
Saksikan video di bawah ini:

Video: Sinyal Lesunya Ekonomi RI, Kredit Perbankan Melambat Lagi