
Habis Long Weekend, IHSG Langsung Longsor

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan perdana setelah long weekend karena libur Hari Buruh Internasional, dibuka melemah pada Selasa (2/5/23).
Pada pukul 09.03, IHSG masih melemah 0,30% ke level 6.895,090. Perdagangan menunjukkan terdapat 194 saham menguat, 173 saham turun sementara 214 lainnya mendatar.
Perdagangan juga mencatatkan sebanyak 716,2 juta saham terlibat dengan nilai perdagangan baru mencapai Rp 528,7 miliar.
Setelah libur long weekend karena Hari Buruh Internasional pada Senin (1/5/2023), penting untung mencermati sentimen pasar. Di global pada hari ini, pelaku pasar bakal memantau beberapa sentimen, di mana salah satunya yakni pergerakan bursa saham Wall Street pada perdagangan awal pekan ini.
Pasar keuangan AS masih dibuka meski kemarin ada Hari Buruh International. AS sendiri merayakan Hari Buruh pada 4 September mendatang.
Meski terlihat terkoreksi, tetapi Wall Street sejatinya masih cenderung volatil. Hal ini karena investor cenderung wait and see menanti sikap The Fed, meski mereka sudah memprediksi bahwa The Fed masih akan menaikkan suku bunga acuannya.
Sementara di dalam negeri, inflasi Indonesia pada periode April 2023 juga akan dirilis pada hari ini. Inflasi Indonesia diproyeksi melonjak pada April sejalan dengan periode musiman Ramadan dan Lebaran.
Konsensus pasar yang dihimpun CNBC Indonesia, dari 11 institusi memperkirakan inflasi April 2023 akan menembus 0,47% dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Inflasi akan lebih tinggi dibandingkan pada Maret 2023 yang tercatat 0,18%.
Hasil polling juga memperkirakan inflasi (year-on-year/yoy) akan menembus 4,48% pada bulan ini. Inflasi tersebut lebih rendah dibandingkan pada Maret yang tercatat 4,97%.
Sebagaimana diketahui, umat Islam Indonesia mengawali puasa pada 22 Maret dan merayakan Hari Raya Idul Fitri pada 21/22 April 2022.
Periode Ramadan dan Lebaran merupakan puncak konsumsi di Indonesia sehingga inflasi biasanya akan melejit.
Lonjakan permintaan diperkirakan terjadi pada pertengahan April setelah Tunjangan Hari Raya (THR) turun serta persiapan Lebaran mencapai puncak.
Dalam enam tahun terakhir, rata-rata inflasi periode Ramadan ada di angka 0,42%. Lonjakan inflasi menjadi momok tersendiri karena bisa menekan daya beli. Presiden Joko Widodo (Jokowi) bahkan mengibaratkan inflasi seperti hantu.
(Zefanya Aprilia/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat