Stok Sawit Malaysia Bikin Deg-Degan, Harga CPO Makin Ngacir

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
11 April 2023 09:20
Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)
Foto: Pekerja mengangkut kelapa sawit kedalam jip di Perkebunan sawit di kawasan Candali Bogor, Jawa Barat, Senin (13/9/2021). (CNBC Indonesia/Andrean Kristianto)

Jakarta, CNBC IndonesiaHarga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) menguat pada sesi awal perdagangan Selasa (11/4/2023) di Bursa Malaysia Exchange. Penguatan sekaligus memperpanjang tren positif CPO dalam dua hari terakhir.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan menguat 0,34% ke posisi MYR 3.850 per ton pada pukul 08:57 WIB. Harga tersebut adalah yang tertinggi dalam empat hari terakhir.

Pada perdagangan awal pekan, Senin (10/4/2023) harga CPO ditutup di posisi MYR 3.837 per ton, atau melesat 1,13%. Dalam sepekan, CPO masih melemah 1,21% sementara dalam sebulan harga CPO sudah menguat 2,02%. CPO masih terkoreksi 8,07% secara tahunan.

CPO terus menguat setelah laporan menunjukkan bahwa stok terbatas. Namun, data ekspor untuk periode 1-10 April tercatat melemah sehingga kenaikan harga CPO cukup terbatas.

Penguatan ini melanjutkan naiknya harga CPO pada perdagangan awal pekan setelah laporan Dewan Sawit Malaysia (MPOB) terkait stok CPO.

"Sawit mengakhiri hari dengan lebih tinggi setelah laporan Dewan Minyak Sawit Malaysia (MPOB) menunjukkan rekor penurunan stok bulanan terhadap prospek April," kata Sathia Varqa, redaktur pelaksana analitik minyak sawit di Fastmarkets dikutip dari Reuters.

Berdasarkan data dari regulator industri MPOB pada Senin (10/4/2023) menunjukkan bahwa stok minyak sawit Malaysia mencapai 1,67 juta ton pada akhir Maret. Jumlah ini anjlok 21,08% dari bulan sebelumnya. Pasokan yang terbatas ini tentu menjadi kekhawatiran.

Sementara ekspor produk minyak sawit Malaysia untuk periode1-10 April menurut surveyor kargo Intertek Testing Services tercatat turun 35,6% menjadi 322.985 ton dari 501.514 ton yang dikirim selama 1-10 Maret. 

Di sisi lain, dari minyak saingan CPO yakni minyak nabati, kontrak soyoil teraktif Dalian DBYc1 turun 1,57%, sedangkan minyak sawit untuk pengiriman Mei DCPc2 turun 1,11%. Kontrak Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,73%.

Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global.

Dari dalam negeri, pemerintah mengungkapkan bahwa Indonesia berencana untuk menetapkan harga referensi minyak sawit mentah pada US$ 932,69 per ton untuk periode 16-30 April. Angka ini naik dari US$ 898,29 per ton pada paruh pertama bulan ini.

Harga tersebut akan menempatkan pajak ekspor minyak sawit mentah Indonesia sebesar US$ 100 per ton untuk periode tersebut dan pungutannya sebesar US$ 124 per ton, dinaikkan dari tingkat saat ini. Keputusan yang menyebutkan harga referensi belum diterbitkan.

Menurut analis teknikal Wong Tao yang dikutip Reuters, pada perdagangan hari ini harga CPO dapat menguji support di MYR 3.740 per ton, penembusan di bawahnya dapat membuka jalan menuju kisaran MYR 3.683-3.718 per ton.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Sepekan Jeblok 12%, 2023 "Gelap" Bagi CPO?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular