IHSG Naik Sih, Tapi 6 Sektor Merah! Ada Apa?

Muhammad Azwar, CNBC Indonesia
03 April 2023 12:18
Pengunjung melintas dan mengamati pergerakan layar elektronik di di Jakarta, Selasa (2/1/2018).
Foto: Muhammad Sabki

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada penutupan perdagangan sesi I Senin (3/4/23) ditutup di 6.815,80 atau menguat tipis 0,15% secara harian.

Sebanyak 249 saham naik, 292 saham turun sementara 172 lainnya mendatar alias tidak berubah. Hingga istirahat siang, nilai transaksi mencapai sekitar Rp 4,78 triliun dengan melibatkan 12,28 miliar saham yang berpindah tangan sebanyak 804 ribu kali.

Meski IHSG menguat, berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, enam sektor berada di zona merah. Sektor utilitas menjadi yang paling merugikan indeks indeks turun 2,10% sementara sektor energi menjadi yang menguntungkan indeks menguat 0,77%.

Sentimen positif datang dari Amerika Serikat (AS) dan China, di mana data ekonomi dan tenaga kerja di AS cenderung masih cukup kuat.

Namun, hal ini sepertinya tidak membuat bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) mempertahankan sikap hawkish-nya dan mulai bersikap dovish, karena melihat dari krisis perbankan di AS yang terjadi beberapa pekan lalu.

Pelaku pasar bahkan memprediksi The Fed tidak akan menaikkan suku bunga acuannya lagi di pertemuan berikutnya, meski inflasi dan data tenaga kerja masih cukup kuat.

Sementara dari China, data aktivitas manufaktur memang sedikit melandai. Tetapi masih berada di zona ekspansif, menandakan bahwa perekonomian China sedang berusaha pulih dari keterpurukan akibat penerapan kebijakan nol-Covid. Adapun kebijakan ini resmi dihapus oleh pemerintah China pada akhir tahun lalu.

Di lain sisi, periode cum date dan ex date dividen tunai di saham bank raksasa yang sudah terlewati juga menjadi pendorong saham perbankan di RI. Kini, periode dividen tinggal menyisakan tanggal pembagian dividen yang akan berlangsung awal bulan ini.

Selain itu, investor asing yang juga masih memburu beberapa saham bank raksasa juga menjadi pendorong saham perbankan RI pada hari ini.

Sentimen positif lain datang dari kabar adanya potensi kenaikan harga minyak mentah dunia lagi setelah Arab Saudi dan negara OPEC+ akan mengurangi produksi minyak mentah.

Arab Saudi dan produsen minyak OPEC+ lainnya pada hari Minggu (2/4/2023) mengumumkan pengurangan produksi minyak mentah lebih lanjut sekitar 1,16 juta barel per hari. Keputusan ini bisa kembali melambungkan harga minyak mentah.

Kenaikan harga minyak memberikan dampak positif bagi emiten minyak seperti PT Adaro Energy, PT Rukun Raharja, dan Medco Energy International serta saham terkait lainnya. Kenaikan harga minyak mentah dapat meningkatkan pendapatan dan laba bagi emiten, sehingga dapat berdampak positif pada kinerja saham mereka.

CNBC INDONESIA RESEARCH


(Muhammad Azwar/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular