
Awal April, IHSG Punya Peluang Rebound

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak sangat volatil pada pekan lalu.
Kendati melemah pada perdagangan Jumat (31/3), secara keseluruhan, IHSG masih menguat tipis 0,64% sepanjang minggu lalu.
Aliran dana asing juga kembali masuk dengan nilai pembelian bersih asing (net buy) mencapai Rp3,07 triliun di pasar regular selama periode 24 Maret 2023 - 31 Maret 2023.
Untuk sentimen selama pekan ini, pasar akan kembali memantau perkembangan dari data tenaga kerja AS, di mana pada pekan depan, beberapa data seperti pembukaan kerja JOLTS, data penggajian non pertanian (non-farming payroll/NFP), dan tentunya klaim mingguan akan dirilis.
Pelaku pasar akan memantaunya dengan ketat, di mana data tenaga kerja tersebut akan menjadi penentu apakah The Fed sudah perlu bersikap dovish dengan memangkas suku bunga atau justru masih akan bersikap hawkish.
Selain dari sisi tenaga kerja, data aktivitas manufaktur dan jasa di AS juga akan dirilis pekan depan, di mana data manufaktur dan jasa versi ISM akan dirilis pada pekan depan. Data ini juga akan dipantau oleh pasar karena dengan agresifnya The Fed, apakah sektor manufaktur di AS masih terdampak atau tidak.
Selain dari AS, rilis beberapa data ekonomi dari China juga patut dicermati oleh pasar pada pekan depan, seperti data aktivitas manufaktur China versi Caixin.
Adapun dari dalam negeri, data aktivitas manufaktur dan inflasi periode Maret 2023 juga akan dirilis pada pekan depan.
Data aktivitas manufaktur yang tergambarkan pada Purchasing Manager's Index (PMI) versi S&P Global pada bulan lalu diprediksi melandai menjadi 50, meski masih berada di zona ekspansif.
Sementara yang utama yakni inflasi pada periode Maret 2023, yang diperkirakan kembali melonjak, bulanan, yakni menjadi 0,3%. Namun secara tahunan, inflasi RI diprediksi turun menjadi 5,3%, berdasarkan survei Trading Economics.
Masih dari dalam negeri, mulai hari ini, Bursa Efek Indonesia (BEI) melakukan normalisasi jam perdagangan sebagaimana kondisi sebelum pandemic.
Analisis Teknikal
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan moving average (MA) dan Fibonacci retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
Pada Jumat pekan lalu, IHSG membentuk candle doji, mengindikasikan keraguan investor, dan tertahan di bawah MA 50 (6.821). Kendati, masih sanggup berada di atas support terdekat berupa Fibonacci level 61,8% (6.788).
![]() Foto: Refinitiv |
Secara umum, peluang IHSG mengonfirmasi pola double bottom (pembalikan ke arah uptrend) masih terbuka, dengan neckline yang perlu ditembus berupa MA 200 (6.932).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Dalam grafik harian, posisi RSI turun ke 53,06, sedangkan dalam grafik 1 jam (hourly), RSI juga mulai keluar dari wilayah overbought.
Sementara, dilihat dari indikator lainnya, Moving Average Convergence Divergence (MACD), dalam grafik 1 jam grafik MACD masih berada di bawah garis sinyal dengan histogram yang kembali membentuk bar negatif.
Untuk itu, sejauh mampu bertahan di atas level support 6.788, IHSG hari ini berpotensi rebound wajar dan kembali menguji MA 50 (6.821). Namun, apabila gagal bertahan di 6.788, support selanjutnya berada di 6.741-6.740.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
[email protected]
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat