Curiga, Jaksa Selidiki Merger Darurat Credit Suisse & UBS
Jakarta, CNBC Indonesia - Jaksa Federal Swiss telah membuka penyelidikan atas pengambilalihan Credit Suisse yang didukung negara oleh UBS, berdasarkan keterangan kantor jaksa agung pada Minggu (2/4/2023).
Jaksa, yang berbasis di ibukota Swiss, Bern, sedang menyelidiki potensi pelanggaran hukum pidana negara oleh pejabat pemerintah, regulator dan eksekutif di dua bank, yang menyetujui merger darurat bulan lalu untuk menghindari kehancuran sistem keuangan negara.
Dalam pernyataannya, Jaksa menyatakan ada banyak aspek peristiwa di sekitar Credit Suisse yang memerlukan penyelidikan dan yang perlu dianalisis untuk mengidentifikasi tindak pidana apa pun yang dapat masuk dalam kompetensinya.
"Kantor Kejaksaan Agung ingin secara proaktif memenuhi mandat dan tanggung jawabnya untuk berkontribusi pada pusat keuangan Swiss yang bersih dan telah menyiapkan sistem pemantauan sehingga dapat segera mengambil tindakan atas masalah apa pun yang berada dalam wilayah tanggung jawabnya," katanya, dikutip dari CNBC pada Senin (3/4/2023).
Dalam hal ini, Jaksa tidak memberikan indikasi aspek spesifik apa pun dari perjanjian merger yang mungkin dilihatnya atau berapa lama penyelidikan akan berlangsung.
Sementara itu, baik UBS maupun Credit Suisse menolak untuk berkomentar.
Dalam kesepakatan yang diumumkan pada 19 Maret dan diatur oleh pemerintah Swiss, bank sentral dan regulator pasar, UBS akan mengakuisisi saingannya Credit Suisse seharga 3 miliar franc Swiss ($3,3 miliar). Bank sedang mencoba untuk menutup kesepakatan secepat akhir April, sumber mengatakan kepada Reuters.
Publik dan politisi Swiss telah menyuarakan keprihatinan tentang tingkat dukungan negara, dengan hampir 260 miliar franc Swiss dalam bentuk likuiditas dan jaminan yang ditawarkan oleh pemerintah dan Bank Nasional Swiss.
Jajak pendapat para ekonom Swiss menemukan bahwa hampir setengahnya menganggap pengambilalihan Credit Suisse bukanlah solusi terbaik, dan memperingatkan bahwa situasi tersebut telah merusak reputasi Swiss sebagai pusat perbankan.
Pengambilalihan, yang juga dirancang untuk membantu mengamankan stabilitas keuangan secara global selama periode kekacauan, telah memicu kekhawatiran di kalangan kritikus tentang ukuran bank hasil merger, dengan aset $1,6 triliun dan lebih dari 120.000 staf di seluruh dunia.
Hingga 30% staf dapat kehilangan pekerjaan karena pengambilalihan tersebut, menurut manajer senior UBS yang tidak disebutkan namanya yang dikutip di media Swiss.
(Zefanya Aprilia/ayh)