Soal Dividen BUMN Kecil, Tangan Kanan Erick Thohir Buka Suara

Jakarta, CNBC Indonesia - Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) merespon terkait kontribusi penyaluran Penyertaan Modal Negara (PMN) yang dikucurkan dari Anggaran Pendapatan Negara (APBN) ke perusahaan pelat yang dianggap tidak berkontribusi besar pada penerimaan negara.
Sepanjang 2022, pemerintah telah menyalurkan sekitar Rp 60,27 triliun kepada beberapa perusahaan BUMN. Sementara itu, total dividen BUMN yang diterima pemerintah hanya Rp 40,59 triliun sepanjang 2022.
Jumlah tersebut dianggap tidak sebanding dengan PMN untuk perusahaan-perusahaan tersebut, meski realisasi dividen BUMN yang dicapai melebihi target dari yang sudah ditentukan yakni sebesar Rp 36,4 triliun. Perolehan dividen ini juga turun 32,65% dari pemberian PMN sepanjang 2022 tersebut.
Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, sumbangan APBN kepada negara bukan hanya berupa dividen atau bagi hasil, tapi juga pajak dan pertumbuhan ekonomi.
"Yang pertama, sumbangan BUMN ke APBN tidak hanya dividen tapi juga pajak dan PDB . Dalam tempo tiga tahun ini mencapai Rp 1.198 trilun lebih tinggi dari 3 tahun sebelumnya bahkan ini dalam kondisi korona," ungkapnya, Jumat (31/3).
Secara rata-rata, kata Arya, kontribusi BUMN kepada negara mencapai Rp 400 triliun per tahunnya.
Selain itu, lanjutmya, penggunaan PMN pada perusahaan pelat merah untuk penugasan. Misalnya, pembangunan jalan tol sumatera ataupun asuransi kredit usaha rakyat.
"Itu semua adalah program-program untuk kerakyatan yang memang ditugaskan oleh pemerintah kepada BUMN. Jadi pemberian modal, malah untuk aksi korporasinya sangat kecil 10-15% aja, sisanya untuk penugasan," pungkasnya.
[Gambas:Video CNBC]
Airnav Dapat PMN Rp 2,5 T, Tapi Bukan Duit! Ini Bentuknya
(rob/ayh)