Ini Alasan Kenapa Saham Bank Kakap RI Lagi Malas Gerak
Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau cenderung mendatar pada perdagangan sesi I Jumat (31/3/2023), meski sentimen pasar pada hari ini cenderung positif.
Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat hanya empat saham yang menguat dan tiga saham yang melemah. Sedangkan sisanya yakni enam saham cenderung stagnan.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.675 | 2,13% |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.395 | 0,72% |
Bank Mega | MEGA | 5.150 | 0,49% |
Bank Mandiri | BMRI | 10.250 | 0,24% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 9.350 | 0,00% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.240 | 0,00% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.890 | 0,00% |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 230 | 0,00% |
Bank Permata | BNLI | 945 | 0,00% |
Bank OCBC NISP | NISP | 770 | 0,00% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.740 | -0,21% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.270 | -0,39% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.775 | -0,57% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 10:37 WIB, saham PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BRIS) menjadi saham bank yang penguatannya cukup besar, yakni mencapai 2,13% ke posisi harga Rp 1.675/unit.
Sedangkan saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) menjadi saham bank yang koreksinya paling besar yakni mencapai 0,57% menjadi Rp 8.775/unit.
Sentimen pasar pada hari ini sejatinya cenderung positif, menjelang akhir perdagangan kuartal I-2023. Namun, saham-saham bank di RI justru tidak banyak bergerak.
Sentimen positif datang dari AS, di mana data tenaga kerja AS menunjukkan klaim tunjangan pengangguran dalam sepekan yang berakhir 25 Maret sebanyak 198.000 klaim, naik 7.000 dibandingkan pekan sebelumnya, dan sedikit di atas ekspektasi 195.000 klaim.
Klaim tunjangan pengangguran tersebut memberikan gambaran pasar tenaga kerja AS yang masih kuat meski The Fed sudah sangat agresif dalam menaikkan suku bunga.
Selain itu, data yang dirilis hari ini menunjukkan data produk domestik bruto (PDB) final AS pada kuartal IV-2022 tumbuh sebesar 2,6%, lebih rendah dari rilis sebelumnya 2,7%.
Di kuartal I-2023, pertumbuhan ekonomi AS diprediksi masih akan berakselereasi. Berdasarkan data GDP Now milik Fed Atlanta, PDB Negeri Paman Sam diprediksi tumbuh 3,2%.
Kuatnya perekonomian AS sebenarnya memberikan kebingungan di pasar. Dalam kondisi normal, hal tersebut bagus, tetapi saat "berperang" melawan inflasi tinggi akan menjadi buruk.
Inflasi tinggi akan susah turun saat PDB tumbuh tinggi. Namun, dengan The Fed diprediksi tidak akan agresif lagi menaikkan suku bunga, bahkan banyak yang melihat tidak akan dinaikkan lagi, harapan AS lolos dari resesi semakin besar, meski masih menyisakan pertanyaan apakah inflasi bisa turun atau masih tetap bandel.
CNBC INDONESIA RESEARCH
market@cnbcindonesia.com
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)