Bos LPS Sebut RI Aman, Bank Tak Perlu Ragu Kasih Pinjaman!

Jakarta, CNBC Indonesia - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan kondisi perekonomian Indonesia saat ini semakin membaik dan dalam kategori aman. Terlebih, saat ini terjadi perubahan fundamental kebijakan moneter Amerika Serikat (AS) sehingga kondisi ekonomi global juga akan semakin membaik.
Dengan adanya perubahan fundamental terhadap kebijakan moneter AS ini membuat kemungkinan kejatuhan bank-bank di AS akan sangat kecil. Dan kalaupun ada, menurutnya hal tersebut tidak akan menyebar kemana-mana.
"SVB diselamatkan hanya satu titik belum selesai, tapi begitu saya melihat perubahan fundamental kebijakan moneternya saya bilang sudah selesai, mereka sudah mengubah arah kebijakannya jadi bank-bank Amerika nggak akan ada lagi yang jatuh kecuali yang konyol banget ya itu pun nggak akan nyebar kemana-mana, tidak akan terisolasi sekali kalau ada bank yang jatuh pun," terangnya kepada CNBC Indonesia, Kamis (30/3/2023).
Untuk itu, ia mengingatkan agar perbankan di Indonesia tidak perlu takut memberikan pinjaman. Pasalnya ia melihat pinjaman kredit menjadi salah satu bensin yang bisa menggerakkan perekonomian, apabila ekonomi bagus maka kondisi perbankan juga akan bagus.
"Sekarang perbankan mungkin agak takut karena banyak yang bilang 'Amerika akan resesi kita juga akan resesi', nggak seperti itu. Ekonomi akan bagus perbankan akan bagus, jadi bank-bank nggak usah ragu untuk memberikan pinjaman," tegasnya.
"Tapi tentu tetap harus menjaga prudensi dan kehati-hatian jangan beli aset-aset yang nggak jelas atau jangan berinvestasi di tempat-tempat yang nggak jelas jadi harus baik," katanya mengingatkan.
Purbaya mengatakan saat ini uang di LPS sudah semakin banyak bahkan mencapai Rp 196 triliun. Jumlah ini menurutnya cukup untuk menjaga stabilitas sistem keuangan. Oleh karena itu, ia berpesan agar masyarakat tetap tenang karena kondisi ekonomi Indonesia sedang dalam keadaan baik.
"Jadi dengan keadaan ekonomi yang bagus, kebijakan moneter fiskal yang pas, dan uang LPS yang cukup, nasabah nggak usah panik tentang kondisi uangnya di bank ya," pungkasnya.
Salah satu kebijakan yang dilakukan AS adalah Bank Term Funding Program (BTFP) atau Program Pendanaan Berjangka Bank merupakan program pinjaman darurat yang dilakukan oleh Federal Reserve pada Maret 2023 dalam sistem perbankan AS untuk membantu bank-bank yang kesulitan dan meringankan krisis likuiditas. Ini menurut Purbaya akan memberikan perbaikan terhadap ekonomi AS ke depan, yang tentunya akan menjadi kabar baik bagi Indonesia.
"Kalau kebijakan bank sentral Amerika yang disebut BTFP tadi betul-betul dijalankan selama satu tahun ke depan sampai Maret tahun depan, harusnya kita akan mengalami perbaikan terus ke depan. Kalau kita liat dampaknya ke ekonomi harusnya bagus juga," jelasnya.
Purbaya mengatakan sikap optimisnya terhadap ekonomi Indonesia di tahun ini juga ia sampaikan kepada Dana Moneter Internasional (IMF) 3 minggu lalu saat mereka menanyakan hal tersebut kepada dirinya. Menurutnya, optimistik juga diakui oleh IMF yang pada akhirnya merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Maret ini dari 4,8% menjadi 5%.
"IMF saja bilang begitu artinya memang ada perbaikan pondasi yang cukup baik di ekonomi kita yang mereka nilai ya, apalagi mungkin mereka tahu kita lebih pinter sedikit lah dibanding Amerika," katanya.
Terlebih, jelas Purbaya saat ini AS sudah 'insaf' dalam artian mulai melonggarkan kebijakan moneternya, sehingga hal ini tentunya akan semakin memberikan dampak baik perekonomian Indonesia. Bahkan ia meyakini bahwa Indonesia tidak akan menghadapi resesi karena arah kebijakan AS yang mulai berubah saat ini.
"Jadi bursa saham kita juga harusnya ke depan akan naik terus jadi Anda kalau suka berinvestasi di pasar saham, di pasar obligasi, di real sektor jangan takut untuk masuk. Kita tidak menghadapi resesi sekarang, semakin yakin saya karena Amerika sudah insaf," ujarnya.
[Gambas:Video CNBC]
Ssstttt... Ada Agenda Ini di Balik Kenaikan Bunga LPS
(haa/haa)