Market Commentary

Saham Bank RI Gak Kompak Lagi Nih, Ada Apa?

Chandra Dwi, CNBC Indonesia
30 March 2023 10:13
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Saham perbankan Indonesia kelompok KBMI 3-4 terpantau bergerak variatif pada perdagangan sesi I Kamis (30/3/2023).

Dari 13 saham bank KBMI 3-4, tercatat lima saham menguat, empat saham cenderung stagnan, dan empat saham melemah.

Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.

EmitenKode SahamHarga TerakhirPerubahan Harga
Bank Negara IndonesiaBBNI9.3501,63%
Bank CIMB NiagaBNGA1.2700,79%
Bank Tabungan NegaraBBTN1.2450,40%
Bank Central AsiaBBCA8.8250,28%
Bank MandiriBMRI10.3750,24%
Bank Maybank IndonesiaBNII2300,00%
Bank PermataBNLI9500,00%
Bank MegaMEGA5.1500,00%
Bank Pan IndonesiaPNBN1.4000,00%
Bank Danamon IndonesiaBDMN2.890-0,34%
Bank Rakyat IndonesiaBBRI4.790-0,42%
Bank OCBC NISPNISP770-0,65%
Bank Syariah IndonesiaBRIS1.675-1,47%

Sumber: RTI

Hingga pukul 09:49 WIB, dari saham bank yang mengalami penguatan, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) memimpin penguatan, yakni melonjak 1,63% ke posisi harga Rp 9.350/unit.

Sedangkan dari saham bank yang cenderung stagnan ada PT Bank Maybank Indonesia Tbk (BNII), Pt Bank Permata Tbk (BNLI), PT Bank Mega Tbk (MEGA), dan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN).

Meski pada pagi hari ini cenderung bervariasi, tetapi prospek saham perbankan di RI cenderung masih positif, apalagi prospek pembagian dividen masih berlanjut dalam beberapa hari kedepan, sehingga hal ini dapat menopang pergerakan saham bank di RI, meski ketika melewati periode ex date, saham cenderung terkoreksi.

Di lain sisi, bangkitnya kembali saham perbankan global juga seharusnya menjadi sentimen positif bagi saham-saham perbankan di RI. Hal ini menandakan bahwa krisis perbankan di AS sudah mulai mereda, meski beberapa investor masih khawatir dengan krisis sektor tersebut.

Para pelaku pasar melihat masa-masa buruk perbankan sudah berhasil dilewati.

Sebelumnya Presiden bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) Minneapolis, Neel Kashkari dalam wawancaranya dengan CBS mengatakan para pejabat The Fed memantau dampak kejatuhan sektor perbankan "dengan seksama".

Ia juga menegaskan sistem perbankan saat ini resilien dan sehat, memiliki modal yang kuat dan likuiditas yang cukup memadai serta mendapat dukungan penuh dari The Fed dan regulator lainnya.

Meski demikian, Kashkari mengakui masih akan ada tekanan di sektor perbankan.

"Saya tidak mengatakan semua tekanan sudah hilang, saya memperkirakan proses ini memerlukan waktu beberapa saat. Tetapi secara fundamental. sistem perbankan sehat," kata Kashkari sebagaimana dilansir CNBC International.

Pergerakan saham perbankan juga lebih stabil di pekan ini, bahkan menguat tajam pada Senin lalu.

Selain itu, harapan investor akan semakin dovish-nya The Fed juga menjadi sentimen positif pada hari ini. Pasar berharap bahwa The Fed akan semakin melunak kedepannya. Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 bp menjadi 4,5% - 4,75%.

Namun, pasar masih menanti rilis data final pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal IV-2022, sehingga mereka cenderung wait and see pada hari ini.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Saham Bank Jumbo Kompak Cetak Rekor, Ada BMRI dan BBNI

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular