
Gas Terus! IHSG Siap Tembus 6.900

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melesat lebih dari 1% ke 6.839,43 Rabu kemarin, mencapai level tertinggi sejak awal Maret. Penguatan IHSG berpeluang berlanjut pada perdagangan Kamis (30/3/2023) melihat bursa saham Amerika Serikat (AS) yang menguat tajam pada Rabu waktu setempat.
Sebagai kiblat bursa saham dunia, penguatan bursa saham AS (Wall Street) tentunya bisa menjadi sentimen positif bagi IHSG.
Para pelaku pasar melihat masa-masa buruk perbankan sudah berhasil dilewati. Indeks Dow Jones melesat 1%, S&P 500 1,2%, dan Nasdaq memimpin nyaris 1,8%.
Saham raksasa teknologi yang kompak menguat menopang penguatan tajam Nasdaq. Meta, Netflix dan Apple menguat sekitar 2%, Amazon naik 3%,
Saham bank regional juga mengalami kenaikan, terlihat dari SPDR S&P Regional Banking ETF (KRE) yang naik 1%. Bank raksasa seperti Citigroup dan Goldman Sachs juga menguat.
Secara teknikal dilihat pada grafik harian, IHSG membentuk pola Double Bottom, yang menjadi sinyal pembalikan arah. Ke depannya, IHSG bisa terus menguat tetapi harus mampu menembus konisten di atas Neckline pola tersebut di kisaran 6.950.
Sebelum mencapai Neckline, IHSG perlu melewati 6.850 yang merupakan rerata pergerakan 100 hari (moving average 50/MA 50) dan menjadi resisten terdekat.
![]() Foto: Refinitiv |
Penembusan konsisten ke atas level tersebut akan membawa IHSG ke 6.900 atau lebih tinggi lagi.
Namun, melihat indikator Stochastic pada grafik 1 jam yang kembali mendekati wilayah jenuh beli (overbought), risiko koreksi IHSG juga cukup besar.
![]() Foto: Refinitiv |
Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.
Support terdekat berada di 6.800, yang akan menahan penurunan IHSG. Tetapi jika ditembus dengan konsisten, IHSG berisiko turun lebih jauh ke 6.770 - 6.760.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(pap/pap)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat