Market Commentary
7 Saham Jadi Penyebab IHSG Melesat 1% Lebih

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berhasil melesat 1% pada perdagangan sesi II Rabu (29/3/2023), di mana saham-saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi penopangnya.
Per pukul 14:19 WIB, IHSG melesat 1,03% ke posisi 6.829,85. IHSG akhirnya berhasil menembus kembali level psikologis 6.800 pada pagi hari ini.
Secara sektoral, sektor energi memimpin penguatan yakni mencapai 2,52%, disusul sektor industri yang melesat 1,53%, dan sektor konsumer cyclical yang melonjak 1,28%.
Di lain sisi, setidaknya tujuh saham berkapitalisasi pasar besar (big cap) menjadi penopang IHSG pada sesi II hari ini.
Berikut saham-saham yang membantu IHSG menguat.
Emiten | Kode Saham | Indeks Poin | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bayan Resources | BYAN | 9,75 | 19.900 | 2,58% |
Bank Mandiri | BMRI | 7,14 | 10.300 | 1,73% |
Telkom Indonesia | TLKM | 6,09 | 4.090 | 0,99% |
Bank Central Asia | BBCA | 5,33 | 8.750 | 0,86% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4,95 | 4.800 | 0,63% |
Astra International | ASII | 4,72 | 5.950 | 1,71% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 3,82 | 9.225 | 2,22% |
Sumber: Refinitiv & RTI
Saham PT Bayan Resources Tbk (BYAN) menjadi penopang terbesar IHSG pada sesi II hari ini, yakni hingga mencapai 9,75 indeks poin.
Selain itu, empat saham bank raksasa (big four) mendominasi perdagangan sesi II hari ini, di mana saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menopang indeks mencapai 7,14 indeks poin, kemudian PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar 5,33 indeks poin, PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) sebesar 4,95 indeks poin, dan PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) sebesar 3,82 indeks poin.
IHSG cenderung mengikuti pergerakan bursa Asia-Pasifik yang secara mayoritas juga bergairah pada hari ini. Pergerakan IHSG cenderung berlawanan dengan pergerakan bursa saham Amerika Serikat (AS) yang kembali lesu kemarin.
Cerahnya IHSG pada sesi I hari ini terjadi meski sentimen pasar global cenderung masih kurang menggembirakan. Apalagi, ekonomi AS yang diprediksi mengalami resesi membuat pasar belum terlalu optimis kembali.
Namun, ada sedikit kabar baik di mana bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) sudah memberikan tandanya dengan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp) menjadi 4,75% - 5%.
Pasar kini melihat The Fed tidak akan menaikkan suku bunga lagi. Bahkan, banyak yang memprediksi suku bunga akan dipangkas pada Juli nanti.
Hal tersebut tercermin dari perangkat FedWatch milik CME Group, pasar melihat ada probabilitas sebesar 54% The Fed akan memangkas suku bunganya 25 bp menjadi 4,5% - 4,75%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
[Gambas:Video CNBC]
IHSG Melesat 1% Lebih, Ternyata Gara-Gara Ini
(chd/chd)