Stok Melimpah, Harga Minyak Mentah Dunia Tenggelam

Robertus Andrianto, CNBC Indonesia
24 March 2023 13:16
Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)
Foto: Kilang Pertamina (Dok. Pertamina)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak mentah dunia melemah pada perdagangan siang hari ini di tengah kekhawatiran tentang potensi kelebihan pasokan.

Alasan kekhawatiran itu adalah setelah Menteri Energi AS Jennifer Granholm mengatakan pengisian ulang Cadangan Minyak Strategis (SPR) negara itu mungkin memakan waktu beberapa tahun.

Mengutip data Refinitiv pada perdagangan Jumat (24/3/2023) pukul 12.55 WIB harga minyak mentah acuan Brent kontrak pengiriman Mei tercatat US$75,81 per barel, melemah 0,13% dari posisi kemarin.

Sementara minyak mentah West Texas Intermediate atau WTI turun 0,17% menjadi US$69,83 per barel.

Meskipun hari ini melemah, kinerja mingguan minyak mentah positif yakni menguat 3,84% hingga 4,7%. Kinerja tersebut bangkit dari penurunan sebesar 12% pada pekan lalu.

"Ada aksi jual dari pandangan bahwa Amerika Serikat tidak akan mengisi kembali cadangan minyak bahkan jika harga WTI berada di US$67-US$72 per barel," kata Hiroyuki Kikukawa, general manager riset di Nissan Securities.

Gedung Putih mengatakan pada bulan Oktober akan membeli kembali minyak untuk SPR ketika harga berada pada atau di bawah sekitar US$67-US$72 per barel.

Granholm mengatakan kepada anggota parlemen bahwa akan sulit memanfaatkan harga rendah tahun ini untuk menambah stok, yang saat ini berada di level terendah sejak 1983 menyusul penjualan yang diarahkan oleh Presiden Joe Biden tahun lalu.

Kikukawa dari Nissan Securities mengatakan pasokan minyak mentah yang berlanjut dari Rusia ke pasar global juga membebani minyak yang bersamaan dengan kecemasan mengenai sektor perbankan.

Wakil Perdana Menteri Rusia Alexander Novak mengatakan pemotongan yang sebelumnya diumumkan sebesar 500.000 barel per hari (bpd) dalam produksi minyak Rusia akan berasal dari tingkat produksi 10,2 juta bpd pada Februari, menurut laporan kantor berita RIA Novosti.

Itu berarti Rusia bertujuan untuk memproduksi 9,7 juta barel per hari antara Maret dan Juni ketika pemotongan produksi akan diberlakukan, menurut Novak.

Namun, penurunan harga minyak dibatasi oleh ekspektasi permintaan yang kuat dari China, importir minyak terbesar dunia, dengan permintaan minyak mencapai 16 juta barel per hari.

Goldman Sachs memperkirakan harga acuan minyak Brent akan mencapai US$97 per barel pada kuartal kedua 2024.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(ras/ras) Next Article Ambyar! Perdagangan Pertama 2023 Harga Minyak Longsor 4%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular