
Kabar Baik, Saham Bank Besar di RI Mulai Bangkit Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mayoritas saham perbankan besar di Indonesia terpantau berbalik arah ke zona hijau pada perdagangan sesi I Rabu (15/3/2023), setelah sehari sebelumnya terkoreksi parah dan turut membebani Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG).
Terpantau, empat saham bank 'jumbo' atau big four melesat lebih dari 1%. Tak hanya bank big four saja, bank big cap juga berhasil rebound pada pagi hari ini.
Dari 13 saham bank dengan KBMI 3 dan 4, hanya dua yang masih terkoreksi dan satu cenderung stagnan.
Berikut pergerakan saham bank KBMI 3-4 pada perdagangan sesi I hari ini.
Emiten | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan Harga |
Bank Pan Indonesia | PNBN | 1.385 | 2,59% |
Bank OCBC NISP | NISP | 750 | 1,35% |
Bank Mandiri | BMRI | 10.050 | 1,26% |
Bank Tabungan Negara | BBTN | 1.210 | 1,26% |
Bank Central Asia | BBCA | 8.425 | 1,20% |
Bank Negara Indonesia | BBNI | 8.875 | 1,14% |
Bank Danamon Indonesia | BDMN | 2.710 | 1,12% |
Bank Rakyat Indonesia | BBRI | 4.760 | 1,06% |
Bank Syariah Indonesia | BRIS | 1.525 | 0,66% |
Bank CIMB Niaga | BNGA | 1.225 | 0,41% |
Bank Permata | BNLI | 980 | 0,00% |
Bank Mega | MEGA | 5.175 | -0,48% |
Bank Maybank Indonesia | BNII | 226 | -0,88% |
Sumber: RTI
Hingga pukul 09:58 WIB, dari saham bank big four,PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) menjadi yang paling besar penguatannya yakni melonjak 1,26% ke posisi harga Rp 10.050/unit.
Berikutnya ada saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang melesat 1,2%, saham PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) yang melonjak 1,14%, dan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang menguat 1,06%.
Sedangkan untuk saham bank big cap, PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau Panin Bank menjadi yang paling besar penguatannya di antara saham bank-bank besar dan bank big four pagi hari ini, yakni melejit 2,59% menjadi Rp 1.385/unit.
Rebound-nya saham bank-bank KBMI 3-4 pada pagi hari ini terjadi di tengah rebound-nya saham-saham perbankan di global, setelah sebelumnya sempat terkoreksi parah akibat krisis Silicon Valley Bank (SVB).
Bangkitnya kembali saham perbankan global membuat bursa saham global kembali cerah. Untuk bursa saham Amerika Serikat (AS), Wall Street, pada perdagangan kemarin saja ditutup bergairah. Cerahnya Wall Street pun diikuti oleh bursa Asia-Pasifik dan Eropa.
Hal ini terjadi karena kekhawatiran pasar mengenai krisis SVB dan Signature Bank mulai berkurang, dibarengi oleh aksi barian buying, dan melandainya inflasi AS pada Februari lalu.
Berbeda dengan hari sebelumnya, banyak saham perbankan yang diborong investor. Mereka mulai memburunya karena harganya sudah tergolong cukup murah.
Di lain sisi, meredanya gejolak di bursa AS juga ditopang tingkat inflasi yang melandai. Departemen Tenaga Kerja AS pada Selasa malam waktu Indonesia mengumumkan bahwa inflasi AS mencapai 0,4% (month-to-month/mtm) pada Februari 2023.
Inflasi melandai tipis dibandingkan pada Januari 2023 yang tercatat 0,5%.
Secara tahunan (year-on-year/yoy), inflasi menembus 6% pada bulan lalu atau melandai dibandingkan 6,4% pada Januari 2023. Inflasi pada Februari tahun ini adalah yang terendah sejak September 2021.
Inflasi akan menjadi pertimbangan bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed) dalam menentukan kebijakan suku bunga pada 21-22 Maret mendatang.
Dengan inflasi yang melandai dan adanya krisis SVB, pelaku pasar kini meyakini jika The Fed tidak akan agresif lagi. The Fed diperkirakan hanya akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bp).
Meski begitu, investor di dalam negeri cenderung masih wait and see jelang rilis data neraca perdagangan periode Februari 2023 dan keputusan suku bunga Bank Indonesia (BI) pada Kamis besok.
CNBC INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan CNBC Indonesia Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Rupiah Terpuruk, Saham Perbankan Kompak Tertekan