IHSG Berdarah Seiring Terpuruknya SVB? Ini Tanggapan APEI

Mentari Puspadini, CNBC Indonesia
15 March 2023 06:15
Karyawan melintas di depam layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia, Jakarta, Selasa (5/7/2022). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)
Foto: Layar digital pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG). (CNBC Indonesia/ Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) 'berdarah' seharian seiring dengan isu keterpurukan Bank Raksasa AS Silicone Valley Bank (SVB) yang kian santer belakangan ini. Diketahui, IHSG ditutup anjlok -2,14% pada perdagangan hari ini, Selasa, (13/3/2023).

Hari ini IHSG terparkir di harga Rp6641,814 per lembar. Ini merupakan kejatuhan IHSG terdalam sejak awal tahun 2023. Dalam pantauan CNBC Indonesia IHSG dibuka di angka 6.786,672 dan merupakan titik tertinggi perdagangan sepanjang hari. Sementara titik terendahnya adalah di 6.635,376.

Sebanyak 101 saham mengalami kenaikan, 478 saham turun dan 146 saham tercatat stagnan. Saham-saham bank blue chip dengan bobot tinggi terhadap IHSG kompak terjatuh pada perdagangan hari ini.

Misalnya, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) yang turun 2,63% (Rp 225) menjadi Rp 8.325/saham. Lalu, ada PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) turun 2,48% (Rp 120) menjadi Rp 4.710/saham dan PT Bank Mandiri Tbk Tbk (BMRI) turun 4,11% (Rp 425) menjadi Rp 9.925/saham. Di posisi keempat, PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) turun 2,50% (Rp 225) menjadi Rp 8.775/saham.

Penurunan tajam IHSG hari ini diprediksi didorong oleh sentimen negatif krisis mini yang terjadi di sektor perbankan Amerika Serikat (AS). Tercatat ada dua bank yang kolaps alias jatuh yaitu Silicon Valley Bank (SVB) dan Signature Bank.

Kejatuhan dua bank berskala besar di Amerika Serikat tersebut menimbulkan kepanikan kepada seluruh investor saham di seluruh dunia. Alhasil, saham-saham perbankan mengalami tekanan jual tinggi (selloff) di seluruh dunia.

Meski begitu, Koordinator Ketua Umum Asosiasi Perusahaan Efek Indonesia (APEI) John Tambunan mengklaim bahwa sentimen SVB tidak berdampak besar bagi pasar modal Indonesia.

"Saya enggak follow today's market, tapi SVB tidak berdampak besar untuk market Indonesia," ungkap John yang merangkap sebagai Direktur Citi Group Sekuritas ketika dikonfirmasi CNBC Indonesia, Selasa, (14/3/2023).

Di sisi lain, sejumlah indeks di pasar Internasional kompak memerah. Per pukul 17.14 WIB, Indeks Hang Seng Hongkong terperosok -2.27%. Sementara indeks Dow Jones Industrial Average mengalami penurunan -0,28%. Lalu, indeks Nikkei 225 juga terjun sebesar -2,19% dari harga pembukaannya.


(fsd/fsd)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular