
IHSG Berdarah-darah Karena Amerika dan China

IHSG juga tertekan oleh pernyataan Chairman bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell yang sangat hawkish.
Dalam testimoninya di depan senat AS pada Selasa dan Rabu pekan ini (7-8/3/2023), Powell menegaskan komitmen The Fed untuk memerangi inflasi.
Dia bahkan mengatakan jika The Fed tidak ragu-ragu untuk menaikkan suku bunga lebih tinggi dengan periode yang lebih lama untuk menekan inflasi yang masih 'bandel'.
Pernyataan Powell membuat pasar keuangan global baik burs Wall Street hingga Asia melemah. IHSG pun akhirnya kena imbas.
Belum selesai efek Powell, pasar keuangan global diguncang krisis perbankan AS setelah Silicon Valley Bank tutup. Bank tersebut gagal menemukan investor baru dan sekarang membutuhkan suntikan modal senilau US$ 2,25 miliar untuk menyeimbangkan neracanya.
Krisis yang dialami Silicon Valley Bank dianggap sebagai kegagalan terbesar bank sejak Krisis Keuangan Global 2008/2009. Krisis juga dikhawatirkan bisa menggoncang sektor perbankan secara keseluruhan.
Saham Silicon Valley Bank (SVB) merupakan pemberi pinjaman penting untuk bisnis startup.
SVB adalah mitra perbankan untuk hampir setengah dari perusahaan teknologi dan perawatan kesehatan yang didukung usaha AS yang terdaftar di pasar saham tahun lalu.
Di pasar yang lebih luas, ada kekhawatiran tentang nilai obligasi yang dimiliki bank karena kenaikan suku bunga membuat obligasi tersebut menjadi kurang berharga.
Sentimen negatif yang bertubi-tubi membuat pasar keuangan Asia dan AS goyang.
Bursa Asia-Pasifik ditutup berjatuhan pada perdagangan Jumat (10/3/2023).
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup ambles 1,67%, Hang Seng Hong Kong longsor 3,04%, Shanghai Composite China ambrol 1,4%, dan Straits Times Singapura merosot 1,15%.
Berikutnya ASX 200 Australia juga anjlok 2,28% dan KOSPI Korea Selatan tergelincir 1,01%. Pada penutupan perdagangan terakhir pekan ini, bursa Wall Street juga berdarah-darah.
Indeks Dow Jones ambruk 1,07%, indeks Nasdaq terperosok 1,76% sementara indeks S&P anjlok 1,45%. Dalam sepekan, indeks Dow Jones jatuh 4,44% atau terburuk sejak Juni tahun lalu.
Indeks S&P amruk 4,55% sepekan sementara indeks Nasdaq anjlok 4,71%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)[Gambas:Video CNBC]