Dua Saham Ritel MPPA dan MAPI Anjlok Bareng Nih, Ada Apa?
Jakarta, CNBC Indonesia - Harga saham dua emiten ritel, PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA) dan PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI), kompak melorot hingga menjadi salah satu saham pecundang pada Jumat (10/3/2023).
Menurut data Bursa Efek Indonesia (BEI), saham MPPA anjlok hingga batas auto reject bawah (ARB) 6,31% ke harga Rp104/saham. Ini sekaligus membuat saham MPPA tidak pernah menghijau sejak 2 Maret lalu, dengan 5 hari memerah dan satu kali ditutup stagnan. Investor tampaknya melego saham MPPA seiring kinerja keuangan perusahaan yang kembali jeblok.
Dalam laporan laba rugi MPPA per 31 Desember 2022, penjualan bersih dari MPPA meningkat 5,44% dari periode Desember 2021 sebesar Rp6,6 triliun menjadi Rp7 triliun pada Desember 2022.
Menurut penjelasan manajemen dalam materi paparan publik (public expose), kenaikan penjualan disebabkan karena adanya peningkatan terhadap daya beli konsumen serta dihentikannya status PPKM oleh pemerintah yang memberikan dampak peningkatan terhadap kunjungan konsumen.
Lebih lanjut, secara margin juga meningkat meskipun kecil di angka 0,28%. Dimana margin pada Desember 2021 sebesar 17,98% dan Desember 2022 sebesar 18,27%.
Tergerusnya kembali laba MPPA dikarenakan masih tingginya beban-beban. Dimana terjadi kenaikan pada beban penjualan, beban umum dan administrasi dan lain-lain - bersih yang meningkat cukup tajam. Karenanya, MPPA kembali membukukan kerugian tahun berjalan sebesar Rp429,6 miliar.
Dengan demikian, pengelola gerai Hypermat tersebut mengalami kerugian enam tahun berturut-turut sejak 2017 hingga 2022.
Sementara, harga saham MAPI juga turun 3,62% ke posisi Rp1.465/saham. Mirip dengan MPPA, saham MAPI sudah merosot selama 3 hari beruntun.
Investor cenderung melakukan aksi ambil untung usai saham emiten Grup MAP tersebut sempat melonjak ke Rp1.620/saham atau level tertinggi sepanjang masa (ATH) pada 2 Maret 2023.
Keterbukaan informasi teranyar dari MAPI adalah soal laporan bulanan registrasi pemegang efek per 28 Februari 2023 yang dirilis hari ini, Jumat (10/3). Tidak ada perubahan yang berarti yang mana PT Satya Mulia Gema Gemilang masih menjadi pengendali MAPI dengan kepemilikan 51,00%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
research@cnbcindonesia.com
(trp/trp)