
Pertumbuhan China Terancam Lesu, Harga CPO Langsung Ambruk

Jakarta, CNBC Indonesia- Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) kini terpental anjok ke MYR 4.264 per ton dari level psikologis nya di level MYR 4.300.
Harga CPO di Bursa Malaysia Exchange melandai di penutupan sesi awal perdagangan Senin (6/3/2023). Harga CPO pada penutupan sesi awal perdagangan anjlok 2,02% ke MYR 4.264 /ton.
Penurunan tersebut adalah yang terdalam sejak 1 Februari 2022 atau lima pekan terakhir
Pelemahan ini sekaligus mengakhiri tren positif CPO pada pekan kemarin. Pada perdagangan Jumat (3/3/2023), harga CPO masih naik 1,35% ke MYR 4.352 per ton. Hari ini, harga CPO justru ambruk 2,02%.
Penurunan CPO hari ini mengikuti sentimen harga minyak yang dibuka lebih rendah, setelah China menetapkan target pertumbuhan ekonomi yang moderat tahun ini sekitar 5%.
Proyeksi tersebut lebih rendah dari ekspektasi pasar yang berada di kisaran 5,5%.
China merupakan konsumen utama untuk sejumlah komoditas dari batu bara hingga minyak. Proyeksi yang melandai ini pun memunculkan kekhawatiran jika permintaan komoditas akan melandai.
Menurunnya harga CPO juga terseret oleh ambruknya harga-harga minyak nabati global lainnya yang juga turun, yakni harga minyak kedelai di Chicago Board of Trade BOcv1 turun 0,52%.
Sedangkan kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik tipis 0,31%, sedangkan kontrak minyak sawit DCPcv1 turun 1,07%.
Minyak kelapa sawit dipengaruhi oleh pergerakan harga minyak terkait karena mereka bersaing untuk mendapat bagian di pasar minyak nabati global. Sehingga ketika terjadi penurunan memungkinkan rata-rata minyak nabati global ini ikut turun begitupun sebaliknya.
Meskipun terjadi pelemahan harga kali ini, pasar masih optimis terhadap kenaikan harga CPO selama kuartal pertama tahun 2023.
Melansir sebuah survei Reuters, produksi CPO pada akhir Februari diperkirakan terus menyusut, terhambat oleh hujan lebat dan banjir menyebabkan produksi anjlok ke level terendah dalam satu tahun terakhir.
Persediaan CPO yang terbatas di tengah meningkatnya permintaan di bulan Ramadan dapat membuat lonjakan pada harga terkait.
Output, yang telah menurun sejak Oktober, diperkirakan turun 8,65% dari bulan sebelumnya menjadi 1,26 juta ton, sedangkan ekspor diproyeksikan naik 0,29% menjadi 1,14 juta ton.
Menurut analis teknikal Reuters, Wang Tao melihat Harga CPO diprediksi dalam tren kenaikan jika dapat menembus level psikologis di MYR 4.343.
"Jika harganya melewati batas itu, maka CPO bisa menguat ke kisaran MYR 4.418- 4.459 ringgit, karena telah menembus titik resistensi di MYR 4.343 per ton" ungkap Wang Tao, dikutip dari Reuters.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(mae)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%