Analisis Teknikal

Tunggu Data Inflasi, IHSG Ada Tanda-tanda Kurang Enak Nih

Putra, CNBC Indonesia
01 March 2023 09:47
Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)
Foto: Bursa Efek Indonesia (CNBC Indonesia/Tri Susilo)

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir di 6.843,23 atau terkoreksi 0,17% secara harian pada penutupan perdagangan Selasa (28/2/2023) usai bergerak volatil sepanjang hari.

Sebanyak 284 saham melemah, 230 saham mengalami kenaikan dan 222 lainnya mendatar. Perdagangan menunjukkan nilai transaksi sekitar Rp14,64 triliun dengan melibatkan 19,75miliar saham.

Kemarin, kinerja IHSG bergerak fluktuatif keluar masuk zona hijau-merah hingga berakhir melemah. Artinya, IHSG telah melemah dua hari beruntun pekan ini. Dalam lima hari perdagangan, gap koreksi menjadi 0,44%. Dengan begitu, IHSG belum menorehkan kinerja positif mingguan. Sejak awal tahun, IHSG masih membukukan pelemahan 0,11% (year to date).

Berdasarkan data dari Bursa Efek Indonesia via Refinitiv, setengah dari total sektor melemah. Sektor konsumen primer dan energi menjadi sektor yang paling menguntungkan indeks dengan kenaikan lebih dari 2%. Sementara itu, sektor finansial terpantau menjadi sektor pendorong koreksi paling besar, melemah 0,95%.

Asing juga membukukan jual bersih (net sell) jumbo hingga Rp1,04 triliun di pasar reguler pada Selasa.

Pergerakan IHSG bertolak belakang dari kinerja positif bursa Amerika Serikat yang setidaknya menjadi angin segar bagi indeks. Dow Jones Industrial Average (DJIA) menguat 0,22%, S&P 500 naik 0,31%, dan indeks padat teknologi Nasdaq Composite terapresiasi 0,63% pada perdagangan 27 Februari waktu New York.

Tumbangnya IHSG tak lepas dari melemahnya saham-saham dengan kapitalisasi raksasa. Bank Rakyat Indonesia hari ini menjadi beban utama IHSG sebesar 17,25 indeks poin. Disusul saham emiten teknologi, Telkom Indonesia sebesar 9,7 indeks dan Bank Mandiri 7,1 indeks poin. Tak hanya itu, Charoen Pokphand Indonesia juga menjadi pemberat IHSG sekitar 4,42 indeks poin sementara Cisarua Mountain Dairy 3,31 indeks poin.

Investor masih cenderung kurang bergairah untuk kembali berinvestasi di pasar saham RI. Apalagi, sentimen pasar global yang kembali memburuk turut memperparah psikologis pasar.

Pasar global kembali waspada akan kenaikan suku bunga The Fed yang masih cenderung hawkish.

Para pejabat The Fed berharap untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase dalam pertemuan mendatang karena inflasi sulit dikendalikan dengan laju kenaikan suku bunga saat ini.

Investor pun memperhatikan berbagai rilis data ekonomi dan agenda penting di dalam negeri dan global.

Di kancah global, terdapat berbagai rilis data penting seperti indeks sentimen ekonomi di Eropa, penjualan ritel di Jepang dan Australia, dan rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa.

Di dalam negeri, investor akan menunggu rilis data inflasi Indonesia bulan Februari yang akan disiarkan pada 11.00 WIB. Konsensus menyebut, inflasi tahunan RI akan berada di 5,3% dibandingkan posisi bulan sebelumnya 5,28%.

Analisis Teknikal

TeknikalFoto: Teknikal
Teknikal

IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat. Digunakan pula indikator Bollinger Band (BB) untuk menemukan support dan resistance selanjutnya.

IHSG membentuk candle merah pola shooting star yang mengindikasikan sinyal pembalikan arah (bearish reversal). Ini terjadi usai IHSG tak sanggup menembus level resistance berupa area Fibonacci 61,8% (6.893).

Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.

RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.

Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.

Posisi RSI juga ditutup turun tipis ke 47,28, masih terbilang netral untuk melihat arah IHSG ke depan.

Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada semakin menjauh ke bawah sinyal.

Histogram MACD juga masih berada di area negatif seiring MACD di bawah garis sinyal, kendati ukuran bar mulai mengecil.

Pada hari ini, di samping terus memerhatikan pergerakan IHSG yang volatil akhir-akhir ini, indeks saham acuan tersebut berpeluang bergerak mixed dengan kecenderungan melemah dengan menguji support terdekat 6.823 (Fibo23,6%) sebelum menentukan arah selanjutnya.

Level resistance terdekat untuk IHSG ada di rentang 6.850-6.893.

CNBC INDONESIA RESEARCH

research@cnbcindonesia.com


(trp/trp)
Saksikan video di bawah ini:

Video: IHSG & Rupiah Kompak Lesu, Akhir Pekan Gagal "Happy Weekend"?

Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular