
OJK Bilang Ada 129 Pengaduan Sengketa Keuangan

Jakarta, CNBC Indonesia - Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan, sejak Januari hingga 17 Februari 2023, OJK telah menerima 41.963 layanan, termasuk 2.296 pengaduan. Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Perlindungan Konsumen OJK Friderica Widyasari Dewi menyebut, dari jumlah pengaduan tersebut ada ratusan sengketa.
"34 pengaduan berindikasi pelanggaran, dan 129 sengketa yang masuk ke dalam LAPS (Lembaga Alternatif Penyelesaian Sengketa) Sektor Jasa Keuangan (SJK)," ujarnya dalam konferensi pers secara virtual, Senin (27/2).
Wanita yang akrab disapa Kiki ini menyebut, dari sejumlah pengaduan tersebut, sebanyak 1.200 merupakan pengaduan sektor perbankan, 1.081 merupakan pengaduan sektor IKNB, dan sisanya merupakan layanan sektor pasar modal.
Sehingga, pihaknya akan terus memperluas akses keuangan regional melalui optimalisasi peran 487 Tim Percepatan Akses Keuangan Daerah (TPAKD) yang tersebar di 34 provinsi dan 453 kabupaten/kota.
"Melalui program Satu Rekening Satu Pelajar (KEJAR), program Simpanan Mahasiswa dan Pemuda (SIMUDA), Program Kredit/Pembiayaan Melawan Rentenir (K/PMR), dan program business matching lainnya," sebutnya.
Upaya perluasan akses keuangan tersebut juga dibarengi dengan program edukasi keuangan secara masif, baik secara tatap muka (offline) maupun daring (online) melalui Learning Management System (LMS) dan media sosial.
"Pada Januari 2023, OJK telah melaksanakan 23 kegiatan edukasi keuangan yang menjangkau 6.526 orang peserta," ungkapnya.
Selain itu, terkait program Sikapi Uangmu, sebagai saluran media komunikasi berupa minisite dan aplikasi yang khusus menginformasikan konten terkait edukasi keuangan kepada masyarakat secara digital, telah memublikasikan konten edukasi keuangan sebanyak 33 konten, dengan jumlah pengunjung sebanyak 220.657 viewers.
"OJK akan terus melaksanakan affirmative action dengan mengintensifkan edukasi keuangan kepada vulnerable group, salah satunya adalah edukasi keuangan kepada masyarakat nelayan di Rumah Susun Marunda dan masyarakat pedesaan," pungkasnya.
(rob/ayh)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Bos OJK: Stabilitas Keuangan Global Terganggu, RI Aman!