
Asing Coba Net Buy Lagi, IHSG Uji Kekuatan Hari Ini

Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) bergerak volatil sebelum ditutup melemah tipis 0,03% ke posisi 6.854,77 pada perdagangan Senin (27/2/2023).
Sempat terbenam di zona merah hampir sepanjang hari, IHSG tiba-tiba memangkas pelemahan di masa pre-closing.
Nilai transaksi perdagangan mulai ramai, mencapai Rp11,64 triliun dengan volume perdagangan sebesar 21,60 miliar saham.
Sebanyak 200 saham naik, 318 saham turun, dan 201 saham stagnan.
Investor asing perlahan kembali masuk ke bursa RI dengan catatan beli bersih (net buy) Rp27,57 miliar di pasar reguler, melanjutkan net buy pada Jumat pekan lalu.
Kinerja IHSG di awal pekan terbilang lumayan dibandingkan penurunan Bursa Asia lainnya.
Indeks Nikkei 225 Jepang ditutup turun 0,11% ke 27.424, Hang Seng Hong Kong melemah 0,33% ke 19.943,51, Shanghai Composite China terkoreksi 0,28% ke 3.258,03, ASX 200 Australia ambles 1,12%.
Sedangkan untuk indeks Straits Times Singapura terpangkas 0,58% ke 3.263,24, KOSPI Korea Selatan merosot 0,87% ke 2.402,64, dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir turun tipis 0,03% menjadi 6.854,78.
Salah satu sentimen negatif berasal dari bursa Acuan Amerika Serikat (AS) yang ditutup lesu pada perdagangan pekan lalu.
Pada perdagangan Jumat (24/2), S&P 500 turun 1,05%, indeks komposit padat teknologi Nasdaq melemah 1,69% dan indeks blue-chip Dow Jones Industrial Average (DJIA) terkoreksi 1,02%.
Pasar global kembali waspada akan kenaikan suku bunga The Fed yang masih cenderung hawkish.
Para pejabat The Fed berharap untuk menaikkan suku bunga setengah poin persentase dalam pertemuan mendatang karena inflasi sulit dikendalikan dengan laju kenaikan suku bunga saat ini.
Investor pun memperhatikan berbagai rilis data ekonomi dan agenda penting di dalam negeri dan global.
Di dalam negeri, investor perlu memperhatikan Rapat Dewan Komisioner Bulanan OJK dan data inflasi dan aktivitas manufaktur Indonesia.
Di kancah global, terdapat berbagai rilis data penting seperti indeks sentimen ekonomi di Eropa, penjualan ritel di Jepang dan Australia, dan rapat kebijakan moneter bank sentral Eropa.
Masih minim sentimen, pada hari ini, investor masih akan mengamati pergerakan bursa AS dan Asia sembari menantikan rilis laporan keuangan emiten.
Analisis Teknikal
![]() Jakarta |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat. Digunakan pula indikator Bollinger Band (BB) untuk menemukan support dan resistance selanjutnya.
IHSG ditutup dengan candle long-leg doji dan belum berhasil menembus area Fibo 50% (6.863) dan pita tengah BB (6.885).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20.
Posisi RSI juga ditutup turun tipis ke 48,82, masih terbilang netral untuk melihat arah IHSG ke depan.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD berada semakin menjauh ke bawah sinyal usai membentuk dead cross beberapa hari lalu dan membentuk bearish divergence dalam jangka pendek.
Histogram MACD juga masih berada di area negatif seiring MACD di bawah garis sinyal, kendati ukuran bar mulai mengecil.
Ini sebagian menunjukkan, IHSG masih belum memiliki momentum yang kuat usai sempat terkoreksi 3 hari beruntun pada pekan lalu.
IHSG berpeluang kembali bergerak mixed dan mengalami penguatan terbatas dengan menguji resistance terdekat 6.885. Sedangkan, level support terdekat berada di 6.844 (Fibo 38,20%.
CNBC INDONESIA RESEARCH
(trp/trp)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat