Tenaga Habis di Akhir Bulan, Harga CPO Mulai Loyo Nih

Aulia Mutiara Hatia Putri, CNBC Indonesia
27 February 2023 10:19
Seorang pekerja mengumpulkan tandan buah segar saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar di provinsi Riau, Indonesia, Selasa (26/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan)
Foto: Seorang pekerja mengumpulkan tandan buah segar saat panen di perkebunan kelapa sawit di Kabupaten Kampar di provinsi Riau, Indonesia, Selasa (26/4/2022). (REUTERS/Willy Kurniawan)

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga minyak kelapa sawit (Crude Palm Oil/CPO) di Bursa Malaysia Exchange terpantau kembali turun di sesi awal perdagangan awal pekan, Senin (27/2/2023). Pelemahan hari ini sekaligus melanjutkan tren penurunan sejak akhir pekan lalu.

Melansir Refinitiv, harga CPO pada sesi awal perdagangan terkoreksi 0,12% ke MYR 4.197/ton pada pukul 10:00 WIB. 

Pada penutupan perdagangan pekan lalu Jumat (24/2/2023) harga CPO juga ditutup melemah 0,78% ke posisi MYR 4.202 per ton. Dengan demikian, dalam sepekan harga CPO naik 0,72% secara point-to-point/ptp. Sementara, dalam sebulan sudah melesat 10,01% dan naik 0,55% secara tahunan.

Terkoreksinya harga CPO ini justru terjadi saat terjadi kekhawatiran pasokan. Kekhawatiran muncul setelah permintaan CPO mulai pulih, terutama didorong oleh sinyal ekonomi China yang menunjukkan tanda-tanda membaik. Permintaan dari India juga dilaporkan meningkat.

"Permintaan minyak kelapa sawit di India meningkat menjelang musim panas bersamaan dengan peningkatan permintaan di China, tetapi pasokan global terbatas karena kebijakan ekspor yang ketat di eksportir utama india," kata Mitesh Saiya, manajer perdagangan di perusahaan perdagangan Kantilal Laxmichand yang berbasis di Mumbai & Co di kutip Reuters.

Kekhawatiran pasokan juga diungkapkan oleh Refinitiv Agriculture Research, dalam sebuah catatan mengatakan banjir akan berdampak pada wilayah minyak sawit Indonesia dan Malaysia bagian barat, dengan Malaysia kemungkinan akan menghadapi kerusakan tanaman yang signifikan.

Malaysia, produsen terbesar kedua di dunia, memperkirakan harga minyak sawit mentah rata-rata MYR 4.000 (US$ 902,93) per ton tahun ini, kata pemerintah Malaysia.

Perdana Menteri Anwar Ibrahim meluncurkan rencana belanja pemerintah yang lebih kecil untuk tahun ini . Negara Jiran juga berencana untuk mengenakan pajak kepada orang kaya karena Malaysia kini fokus untuk menekan defisit anggaran sambil mendukung ekonomi yang melambat.

Berdasarkan data Amspec Agri ekspor minyak sawit Malaysia untuk periode 1-25 Februari 2023 tercatat 949.082 ton angka ini lebih tinggi dari angka ekspor pada periode 1-25 Januari yakni sebesar 823.376 ton.

Padahal harga CPO akhir-akhir ini sudah mulai menanjak. Ini tentu saja dipicu oleh kenaikan harga minyak saingannya karena mereka saling bersaing untuk mendapatkan bagian di pasar minyak global. Namun sayangnya, penguatan terpangkas di akhir pekan.

Kontrak soyoil teraktif Dalian DBYcv1 naik 0,8% sementara kontrak minyak sawit DCPcv1 naik 1,2%. Harga Soyoil di Chicago Board of Trade BOcv1 naik 0,6%. Oleh karena itu, penguatan harga CPO masih mungkin terjadi.

Sementara itu, dari minyak saingannya yang lain yakni minyak dunia terpantau cukup membukukan kinerja yang baik dalam sepekan. minyak kontrak jenis Brent naik 0,19% secara point-to-point (ptp) dibanding posisi penutupan pekan lalu ke US$ 83,16 per barel. 

Sedangkan untuk minyak kontrak jenis light sweet atau West Texas Intermediate (WTI) turun tipis 0,03% ke US$ 76,32 per barel pekan lalu.

CNBC INDONESIA RESEARCH

[email protected]


(aum/aum)
[Gambas:Video CNBC]
Next Article Dunia Tak Baik-Baik Saja! Harga CPO Merana, Anjlok 5%

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular